Ini adalah aturan pertama yang perlu diikuti orang tua sepanjang hidup anak mereka. Saya pun sudah siap jika kelak putra-putri saya telah remaja dan membentuk identitasnya sendiri, online maupun offline, saya siap membatasi postingan terkait mereka.
Saya juga siap jika kelak mereka menginginkan saya menghapus sejumlah postingan saya tentang mereka.
2. Hindari mencantumkan informasi sensitif
Informasi sensitif tentang anak di media sosial sebaiknya tidak dibagikan, seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat, dan nomor telepon. Semua informasi sensitif ini bisa digunakan peretas atau orang-orang yang bermaksud jahat pada kita atau anak kita.
3. Terapkan pengaturan privasi
Ini memang sedikit berat. Kadang kita mengabaikan karena terlalu repot. Meski tak mudah, manfaatkan pengaturan privasi di media sosial untuk membatasi siapa saja yang melihat postingan kita.
Pilah dan pilih teman di media sosial. Jika ada akun-akun mencurigakan, blokir segera atau telusuri terlebih dahulu siapa pemilik akun tersebut.
4. Bergabung dengan grup komunitas tertentu
Jika kita membutuhkan dukungan sosial lebih luas karena tantangan pengasuhan anak yang mengharuskan kita memosting informasi penting dan sensitif terkait kondisi anak, terlebih gangguan tumbuh kembang, maka prioritaskan mencari grup atau komunitas online yang tertutup. Artinya, tidak sembarang orang bisa bergabung ke dalamnya.
Di sana kita bisa berbagi lebih luas terkait kondisi anak kita, bahkan kita bisa memosting sebagai anonim. Inilah yang saya lakukan tiga tahun lalu.
Saya memutuskan bergabung dengan komunitas online di Facebook dan Instagram, juga grup WhatsApp. Beberapa komunitas yang saya ikuti, antara lain Komunitas Peduli Autis Mulai Sekarang, Autisme Indonesia, Komunitas Pengasuhan Anak Autis, dan Yayasan Autisme Indonesia.
5. Hormati anak dengan minta izin sebelum sharenting
Saat anak masih kecil, orang tua mungkin bebas memosting apa pun seputar anak. Namun, ketika anak beranjak remaja hingga dewasa dan bisa membuat pilihan sendiri, hormati mereka dengan meminta izin sebelum kita memosting informasi, foto, video apa pun yang melibatkan mereka.
Hormati juga permintaan anak apabila suatu hari nanti mereka meminta postingan tentang mereka dihapus dari media sosial kita.
Penutup
Sharenting positif apabila bisa membantu mereka, para orang tua baru dalam menerapkan pola asuh positif bagi anak. Sharenting positif apabila bisa meningkatkan awareness orang tua akan tumbuh kembang anak.