Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Mutia Ramadhani

Istri dan ibu tiga anak, Maetami dan Twins Mainaka. Seorang full-time mom, penulis, novelis, bloger, dan content writer di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sharenting Tingkatkan Kewaspadaan akan Gangguan Tumbuh Kembang Anak

4 Mei 2023   01:00 Diperbarui: 4 Mei 2023   01:02 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @muthebogara (Designed by Canva)

Bagi saya, media sosial adalah tempat terbaik untuk berkumpul dengan sesama orang tua dari anak-anak spesial. Mula-mula menangani anak, saya sempat stres, frustasi, kesulitan memahami situasi sampai saya berjejaring dengan sesama orang tua dengan anak-anak neurodivergent.

Tahun demi tahun, saya belajar menguasai diri dan fokus membersamai anak-anak saya melalui terapi dan pengasuhan. Seiring berjalan waktu, semakin banyak orang tua dengan anak autis menghubungi saya melalui berbagai platform.

Dari sana, saya menyadari mereka merasa sangat kesepian sebagaimana saya dahulu. Mereka merasa berjuang sendiri dan tidak tahu bagaimana cara menjalani hidup dengan anak autis.

Anggapan yang berkembang kerap mengatakan punya anak autis seperti mendapat "kutukan." Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki perilaku mereka, terlebih menyembuhkannya. Di sinilah sharenting dari para orang tua yang 'berani' berperan untuk menjadi pohon kebaikan yang menaungi orang tua lain yang tengah berjuang membesarkan anak istimewa ini.

Dalam kondisi saya sebagai ibu anak istimewa, saya tidak merasa sendirian di dunia ini. Saya bisa berbicara dan bertukar pikiran dengan orang tua lain yang berada dalam kondisi sama.

Sharenting yang umumnya saya lakukan di blog dan Instagram mendapat sambutan beragam. Mayoritas saya menerima respons positif, terutama dari para ibu. Artikel, video, dan infografis saya meyakinkan hati mereka untuk 'berani' mencari tahu lebih dalam gangguan tumbuh kembang anak mereka yang mengarah ke autisme.

Ada ibu yang sebelum baca coretan-coretan di blog saya merasa belum perlu ke dokter spesialis padahal anaknya belum bicara satu kata pun hingga usia tiga tahun. Ada ibu yang anaknya sudah didiagnosis autis, tetapi masih bingung memilih terapi yang tepat.

Ada ibu yang kesulitan mendietkan anak susu dan terigu padahal anak autis sangat sensitif terhadap kasein dan gluten. Ada ibu yang masih tidak percaya bahwa diet atau pengaturan pola makan sangat membantu perbaikan perilaku anak. Ada istri yang tidak mendapat dukungan suami untuk menelusuri penyebab gangguan tumbuh kembang anaknya.

Selama ini, banyak orang memandang autisme negatif karena ketidaktahuan mereka. Sering kali untuk melindungi diri dari bullying dan pelecehan, individu autis tumbuh menggunakan topeng.

Mereka berusaha menutupi fakta bahwa mereka adalah neurodivergent dan itu sangat menyakiti mereka secara fisik dan mental. Padahal, dunia harus bisa menerima neurodiversity dan individu dengan spektrum autis adalah bagian dari itu.

Mereka tidak bodoh. Mereka tidak aneh. Mereka hanya berpikir dengan cara 'berbeda.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun