Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kegigihan Sang Enterpreneur Kampung

30 Mei 2023   18:39 Diperbarui: 30 Mei 2023   19:15 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                            ***

Yopi juga salah satu peselancar di antara sedikit anak-anak muda Desa Pangumbahan yang menggeluti olahraga  menantang nyali yang dibawa para bule ke Ujung Genteng. Dan gara-gara itu pula dia berkenalan dengan profesi yang digelutinya sekarang ini.

"Sejak masih sekolah sering ngojek. Nganter-nganter turis surfing ke Batu Gede (Big Rock) dan Ombak Tujuh," urainya menceritakan awal kisahnya. 

Dia pun mulai ikut berselancar dan belajar bisnis menyewakan serta menerima jasa memperbaiki (service) papan selancar (surfboard). Hingga suatu hari, seingatnya sekitar tahun 2003 ada tujuh orang bule yang minta diantar ke Ombak Tujuh. Rombongan itu rupanya para fotografer yang diutus Billabong dan RipCurl untuk mengambil gambar surfing di sana. Yopi pun mulai diajari teknik-teknik fotografi untuk membantu mereka selain menjadi pemandu jalan.

Ketertarikan lelaki lulusan SMU itu pada fotografi membuatnya berani menguras tabungannya sebesar 9 jutaan untuk membeli kamera lengkap berikut laptop guna mendukung minat usahanya sebagai juru potret. Fotografer. Menawarkan para peselancar yang ingin aksinya diabadikan.

Kegiatan barunya itu pun akhirnya mengantarkan pemuda yang terlihat begitu aktif ini ke Pulau Dewata-Bali dan Aceh sebagai pemandu (guide) dan kegiatan fotografi. Yang menurut pengakuannya, foto-foto hasil jepretannya pernah dimuat di majalah luar.

Bagi peselancar yang berminat pada hasil bidikannya, oleh Yopi dijual per paket, yaitu untuk 100 foto dihargai 500 ribu rupiah dan untuk satuan per fotonya 50 ribu rupiah. Semuanya dikemas dalam bentuk hard disk. Bisa juga via email.

Dan Yopi seperti tak pernah puas dengan hal apapun. Keaktifannya kini bertambah dengan mencoba-coba menjadi barista. Bukan menjual kopi sachetan seperti umumnya di warung-warung kopi biasa. Yopi menggunakan biji-biji kopi yang digilingnya secara manual.

"Saya juga sudah menyisihkan uang untuk membeli mesin giling khusus kopi," ujarnya.

Bersama istrinya, lelaki berkumis itu membuka warung  kecil yang menjual aneka makanan dan minuman untuk para wisatawan terutama wisatawan bule yang ingin menikmati cappucino, coffe latte, maupun espresso.

"Saya ingin punya kafe khusus surfing," imbuhnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun