"Tadi kerasa gak dagingnya?"
"Kerasa," tukas saya.
"Maksudnya segarnya kerasa gak?"
Saya bingung. Lidah saya belum mampu membedakan kesegaran daging. Terutama daging ikan laut, kecuali kalau terasa bau yang tak enak seperti pernah terjadi sewaktu makan di warung ikan bakar di tengah kota.
"Soalnya itu ikan kota," ucap Sandi lagi.
Ikan kota? Ini bukanlah nama jenis ikan. Tetapi sebutan untuk ikan-ikan yang didatangkan dari Muara Angke, Kota Jakarta. Konon sudah beberapa bulan ini tak ada ikan segar hasil tangkapan nelayan dan para pemancing ikan.
Ikan-ikan hanya diperoleh dari pasar lelang ikan yang tak jauh dari tempatnya dan itu pun kiriman dari Muara Angke. Dan orang-orang seperti Sandi menyebutnya sebagai ikan kota!
Kok bisa seperti itu?
Rupanya ada uang yang lebih menggiurkan bagi para nelayan. Uang yang lebih besar dari sekedar menjala ikan semalaman. Bahkan mungkin seharian. Kini para nelayan sibuk menjaring benur yang lebih menguntungkan.
Saya hanya bisa heran begitu tahu para pedagang ikan bakar ini kesulitan untuk mendapatkan ikan segar di kampungnya sendiri. Â Yang harus berganti dengan ikan kota. Alias ikan yang berasal dari kota. Wabilkhusus Kota Jakarta.
Bogor, 23 Mei 2023