Bukan suatu kebetulan antara Cheng Shui dan Man Fong dipertemukan pada prinsip yang sama dalam berkesenian. Sosok Man Fong dikenal sebagai sosok yang 'biasa-biasa saja'. Bukan sosok seniman yang menyemburkan hasrat  dan pretensi yang menggerakkan. Ia tak peduli namanya dicatat atau tidak oleh waktu. Dirinya diabdikan dan bekerja untuk seni. Yang berjalan bagai air yang mengalir saja.
Kini karya-karya chinese art-nya Cheng Shui telah menembus ruang-ruang pameran galeri di Jakarta dan Bali hingga ke Singapura. Ditawarkan sejumlah biro lelang serta  menjadi buruan para kolektor seni, salah satunya tokoh politik seperti Fadli Zon.
"Mereka yang tak kebagian lukisan Lee Man Fong, atau merasa berat dengan harga lukisan Lee Man Fong, akan menarik lukisan Cheng Shui sebagai gantinya. Itu wajar, bahkan begitu seharusnya," kata Benny O Raharjo, pengelola biro lelang.
"Di kala lukisan Lee Man Fong semakin langka, Cheng Shui seperti memberikan hadiah kepada para penggemar lukisan. Suatu upaya pengoleksian yang lebih terhormat dibanding memajang lukisan yang memalsukan karya Lee Man Fong," kata Affendie Sastra, kolektor dan investor seni yang sangat menggemari karya Cheng Shui.
Pada bulan Maret dan April 2023 lalu, kembali karya-karya Cheng Shui ikut meramaikan Painting Exhibition Sense of Arts di Gandaria City yang diikuti lebih dari 50 pelukis ternama tanah air.
Bogor, 4 Mei 2023
Referensi:
-Cheng Shui Exhibition, Organized by Mayura Gallery 2011, Masterpiece-Singapore
-Agus Dermawan T, Cheng Shui Menggubah Estetika "Cengli"
-Lee Man Fong: Oil Paintings, Volume I, 2005 Art Retreat Ltd, Singapore
Â