Pada waktu pertarungan pilpres jilid dua, tampak secara gamblang dimainkan isu Islam versus sekuler untuk menarik simpati dan dukungan. Meski dengan dibungkus semangat nasinalisme lewat jualan yang sama dengan rezim Orde Baru, yaitu melawan komunisme!
Prabowo yang mantan tentara berkubu dengan kalangan Islamis, sementara Jokowi dianggap mewakili kaum sekuler yang justru di masa Orde Baru identik dengan kalangan tentara.
Tema klasik ini -militer dan Islam- merupakan tema yang abadi dalam perpolitikan di tanah air pasca tragedi G30S/PKI. Keduanya punya musuh yang sama dalam menggugah semangat nasionalisme yaitu: komunisme. Meskipun ideologi komunisme ini bukan lagi kekuatan yang signifikan dalam peta politik global yang justru makin kapitalistik. Namun tetap saja jadi 'barang dagangan' Â yang menarik untuk dijual.
Erdogan cukup berhasil berdiri diantara militer dan Islam untuk menopang kekuasaannya. Pun nanti yang akan maju pilpres di NKRI, harus bisa mendapat dua pijakan ini. Terlepas Islamnya yang tradisionalis atau reformis.
Jangan lupa partai pengusung, kata teman.
Bogor, 22 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H