Mohon tunggu...
Muhammad Imaduddin
Muhammad Imaduddin Mohon Tunggu... Freelancer - @madsimad

Penulis Korea-koreaan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Mengelola Kebun Binatang Anti-Mainstream Lewat Secret Zoo

5 Februari 2020   08:08 Diperbarui: 5 Februari 2020   08:02 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana jadinya kalau Kompasianer harus mengelola kebun binatang yang bahkan tidak ada binatangnya?

Hal ini yang dihadapi Tae-soo (Ahn Jae-hong), pegawai tak tetap di sebuah firma hukum. Ia diberi misi khusus untuk menaikkan pamor dan keuntungan bagi salah satu kebun binatang yang menghadapi kebangkrutan. Hal ini ia setujui atas janji bosnya bahwa jika misi ini berhasil, maka titel pengacara dipastikan ada di depan mata.

Sedihnya, kebun binatang yang Tae-soo kelola sudah tak memiliki binatang lagi untuk diperlihatkan kepada pengunjung. Lantas Tae-soo dan pegawai kebun binatang lain (diperankan oleh Park Young-Gyu, Kang So-ra, Jeon Yeo-bin, Kim Sung-oh) harus memutar otak untuk mempertahankan bonbin. 

Muncul ide gila yang nampak tak masuk akal, namun mau tak mau harus mereka laksanakan. Kalau Kompasianer sudah lihat poster atau trailernya mereka menggunakan kostum hewan, nah ini salah satu ide gokilnya.

Film Secret Zoo yang digarap oleh sutradata Son Jae-gon ini merupakan adaptasi dari serial webtoon ternama di Korea Selatan pada 2011 berjudul Haechijianha (Without Harm). Dari sinopsis yang ditawarkan, Kompasianer sudah bisa menebak bahwa plot yang dibawa akan sangat unik dan menghibur. Akan tetapi ada beberapa kekurangan yang saya temukan di dalamnya.

Pada Jumat (31/1) malam, saya berkesempatan untuk menikmati filmnya lebih dulu di acara pemutaran perdananya di CGV Grand Indonesia. Saya tak menaruh ekspektasi berlebih, meskipun Secret Zoo diproduseri oleh rumah produksi yang sama dengan Extreme Job, film komedi aksi yang sangat fenomenal pada 2018 lalu. Sampai saat ini saya cukup yakin bahwa Extreme Job tetap film komedi Korea Selatan yang terbaik menurut saya.

Saya akui plot yang dibangun sangat unik. Mana kepikiran sih, sebuah firma hukum punya misi dari klien untuk menangani kebun binatang kosong? Biasanya, kan, mengurusi persengketaan, alih kuasa suatu perusahaan, atau kasus lain yang lebih umum.

Komedi yang ada sangat mengalir dan bikin perut terkocok. Kalau ini memang jaminan film komedi Korea Selatan, ya. Laugh-per-minute tetap terjaga, tidak kekurangan maupun berlebihan. Semua komedi yang tertuang di skrip rasanya sungguh pas. 

Leluconnya juga tak inside jokes, kok. Kita yang orang Indonesia pasti akan tetap paham dan tertawa. Pada pemutaran perdana saat itu satu studio bisa ngakak sejadi-jadinya kalau ada adegan kocak.

Drama yang dibawa juga pas, mengharukan tapi tidak sampai bikin menangis tersedu-sedu. Wajar ya, karena sejatinya ini film komedi. Hubungan antara Tae-soo dan para pegawai bonbin dijalin dengan hangat. Kecintaan pegawai bonbin dengan tempatnya bekerja tecermin jelas dari tayangan.

Nah, nampaknya pesan yang ingin disampaikan dalam film adalah mencintai hewan, sama seperti kita memperlakukan manusia. Sebab sejatinya, manusia dan alam akan terus hidup saling berdampingan. Pesan yang sangat bagus di tengah isu-isu menyedihkan seputar flora dan fauna akhir-akhir ini.

(Sumber: Acemaker Studios)
(Sumber: Acemaker Studios)

Satu hal yang bikin saya cukup kecewa adalah penyelesaian filmnya. Saya dan teman saya yang ikut nonton merasa film ini diakhiri dengan adegan yang anti-klimaks. Bingung mengapa semudah itu konflik disudahi. Tawar sekali. Seperti ada yang terpaksa dipotong karena film ini durasinya saja sudah dua jam.

Kemudian, dalam film diceritakan salah satu ide gila yang datangnya dari hal yang tidak disengaja. Akhirnya mereka mengimplementasikan ide tersebut setiap harinya. Padahal jika hal itu terjadi di dunia nyata, tentu akan membuat aktivis hewan dan lingkungan geram. 

Namun di film, tidak ada satupun adegan penolakan dari aktivis. Plot hole yang cukup mengganggu bagi saya yang pecinta hewan juga, karena dirasa tidak masuk akal. Meskipun saya ingatkan, dalam film ini, tidak satu pun hewan yang disiksa, ya. Aman banget buat pecinta hewan.

Kekecewaan saya bertambah satu lagi. Ketika hubungan antar pemeran sudah sangat baik, salah satu hubungan terkesan harus dikorbankan. Kisah antara dokter hewan So-won (Kang So-ra) dengan Black Nose, beruang kutub kesayangannya, tidak terbangun dengan baik. 

Seperti tidak ada yang spesial, padahal diceritakan keduanya sangatlah dekat. Spekulasi saya tetap sama, seperti ingin mengirit durasi. Jadi penasaran, mungkin film ini ada versi director's cut?

Di samping kekecewaan saya, film ini tetap bisa sangat sangat sangat dinikmati oleh siapapun (saya tulis "sangat" tiga kali karena menonton Secret Zoo memang semenyenangkan itu). 

Bawa keluarga dan anak-anak pun tidak masalah. Terlebih film ini tidak membuat kita harus berpikir keras. Cukup ditonton sebagai hiburan, ikuti alurnya, bahagia, deh. Asal jangan berekspektasi akan lebih heboh dari Extreme Job, ya!

Didistribusi oleh Encore Films Indonesia, Secret Zoo mulai tayang di Indonesia pada Rabu, 5 Februari 2020, di jaringan bioskop CGV, Cinepolis, dan Flix Cinema.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun