Mohon tunggu...
Muhammad Imaduddin
Muhammad Imaduddin Mohon Tunggu... Freelancer - @madsimad

Penulis Korea-koreaan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Mengelola Kebun Binatang Anti-Mainstream Lewat Secret Zoo

5 Februari 2020   08:08 Diperbarui: 5 Februari 2020   08:02 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, nampaknya pesan yang ingin disampaikan dalam film adalah mencintai hewan, sama seperti kita memperlakukan manusia. Sebab sejatinya, manusia dan alam akan terus hidup saling berdampingan. Pesan yang sangat bagus di tengah isu-isu menyedihkan seputar flora dan fauna akhir-akhir ini.

(Sumber: Acemaker Studios)
(Sumber: Acemaker Studios)

Satu hal yang bikin saya cukup kecewa adalah penyelesaian filmnya. Saya dan teman saya yang ikut nonton merasa film ini diakhiri dengan adegan yang anti-klimaks. Bingung mengapa semudah itu konflik disudahi. Tawar sekali. Seperti ada yang terpaksa dipotong karena film ini durasinya saja sudah dua jam.

Kemudian, dalam film diceritakan salah satu ide gila yang datangnya dari hal yang tidak disengaja. Akhirnya mereka mengimplementasikan ide tersebut setiap harinya. Padahal jika hal itu terjadi di dunia nyata, tentu akan membuat aktivis hewan dan lingkungan geram. 

Namun di film, tidak ada satupun adegan penolakan dari aktivis. Plot hole yang cukup mengganggu bagi saya yang pecinta hewan juga, karena dirasa tidak masuk akal. Meskipun saya ingatkan, dalam film ini, tidak satu pun hewan yang disiksa, ya. Aman banget buat pecinta hewan.

Kekecewaan saya bertambah satu lagi. Ketika hubungan antar pemeran sudah sangat baik, salah satu hubungan terkesan harus dikorbankan. Kisah antara dokter hewan So-won (Kang So-ra) dengan Black Nose, beruang kutub kesayangannya, tidak terbangun dengan baik. 

Seperti tidak ada yang spesial, padahal diceritakan keduanya sangatlah dekat. Spekulasi saya tetap sama, seperti ingin mengirit durasi. Jadi penasaran, mungkin film ini ada versi director's cut?

Di samping kekecewaan saya, film ini tetap bisa sangat sangat sangat dinikmati oleh siapapun (saya tulis "sangat" tiga kali karena menonton Secret Zoo memang semenyenangkan itu). 

Bawa keluarga dan anak-anak pun tidak masalah. Terlebih film ini tidak membuat kita harus berpikir keras. Cukup ditonton sebagai hiburan, ikuti alurnya, bahagia, deh. Asal jangan berekspektasi akan lebih heboh dari Extreme Job, ya!

Didistribusi oleh Encore Films Indonesia, Secret Zoo mulai tayang di Indonesia pada Rabu, 5 Februari 2020, di jaringan bioskop CGV, Cinepolis, dan Flix Cinema.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun