Mohon tunggu...
Mohammad Adrianto Sukarso
Mohammad Adrianto Sukarso Mohon Tunggu... Lainnya - Apapun Yang Menurut Saya Menarik

Lulusan prodi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta yang sekarang sudah mendapat pekerjaan di bidang menulis. Masih berharap punya tekad untuk menulis lebih bebas di platform ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik di Indonesia Itu Amatlah Menyebalkan!

29 Desember 2023   18:16 Diperbarui: 29 Desember 2023   18:16 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana debat kedua capres-cawapres Pilpres 2024, di JCC Senayan, Jakarta. (Sumber: RRI/Charlie Rainhard)

Apa sih sebenarnya tujuan saya panjang lebar membeberkan kejelekan para politisi ini? Sedikit cerita, saya menganggap diri sendiri sebagai orang yang realistis. Jika tidak bisa memperoleh atau mencapai sesuatu, ya sudah saya tinggalkan. Tetapi, kalau berbicara soal negara, saya mau tidak mau harus memasukan sedikit idealisme pribadi. Saya tidak mau Indonesia, yang sayangnya sudah banyak disebut kerusakannya sistematis, benar-benar sampai mengalami hal macam itu.

Berlebihan? Saya rasa tidak. Tentu saja, wong saya tinggal di sini, kerja di sini, punya keluarga dan tanggungan. Saya ingin membayangkan tinggal di lingkungan terbaik. Dan baik itu secara langsung maupun tidak langsung, memilih presiden, wakil presiden, dan anggota legislatif ini pastinya akan mempengaruhi lingkungan saya tinggal nanti. Itu alasan kenapa saya bersikap kritis terhadap jajaran pemerintahan. 

Kesimpulan dan Penutup

Suasana debat kedua capres-cawapres Pilpres 2024, di JCC Senayan, Jakarta. (Sumber: RRI/Charlie Rainhard)
Suasana debat kedua capres-cawapres Pilpres 2024, di JCC Senayan, Jakarta. (Sumber: RRI/Charlie Rainhard)

Untuk kesimpulan dan penutup, saya sengaja pisah sendiri karena ada pesan yang sebenarnya nggak penting-penting amat, terutama datang dari orang yang bukan siapa-siapa. Meskipun begitu, saya merasa ini tetap harus disampaikan, supaya artikel bisa berakhir dengan hati dan kepala dingin.

Pertama, saya tidak mengimbau, apalagi mengajak orang-orang untuk menjadi golongan putih alias golput. Saya cuma menyampaikan keresahan saya soal lanskap politik Tanah Air menurut kacamata saya. Jika ada pembaca yang sudah menentukan pilihannya tersendiri, silakan dilanjutkan terhadap pilihannya. Jujur, saya belum mempunyai pihak yang saya rasa saya bisa dukung. Dan saya tidak mau mencoblos mereka yang dianggap sebagai "lesser evil" atau "pilihan terbaik di antara yang terburuk". Itu merupakan idealisme saya yang saya tahu belum tentu benar, tapi saya terapkan.

Kedua, saya juga tidak menyerang paslon maupun parpol manapun. Apa yang saya tulis di atas, murni berdasarkan riset dan pemantauan di media sosial jelang tahun politik ini. Seperti yang saya utarakan di atas, jika memang ada kesalahan dalam penulisan data, silakan disampaikan. Kalau ada perbedaan pandangan dan pendapat, saya juga bersedia membuka diskusi dan menambah wawasan soal informasi yang saya belum ketahui.

Ketiga dan terakhir, saya paham kok kalau pemerintah Indonesia tidak semuanya diisi oleh politisi busuk. Ada juga politisi-politisi lain yang bekerja dengan sungguh-sungguh, ditopang oleh pihak-pihak lain macam akademisi, pengusaha, orang militer, dan lainnya. Yang saya kritisi di atas adalah mereka yang cuma menumpang nama dan jabatan, tetapi tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyatnya.

Sebagai penutup, saya merasa Pemilu 2024 ini menjadi salah satu milestone penting bagi rakyat Indonesia. Siapapun yang terpilih nanti, akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Jokowi, yang sudah terlanjur menggembar-gemborkan slogan "Indonesia Emas 2045". 

Orang ini punya tugas berat lho, dalam mengubah wajah Indonesia dari "negara berkembang" menjadi "negara maju". Dan saya merasa kalau slogan tersebut hanya akan menjadi angan-angan semata jika tidak ada pembenahan di berbagai aspek kenegaraan, salah satunya politik.

Mau itu orangnya, sistemnya, sampai pendukung di akar rumput, semuanya harus diperbaiki. Saya paham kalau pemilu itu adalah kontes bagi para politisi dan parpol. Tetapi, berkompetisilah secara sehat. Kalau mau saling sikut-sikutan, gunakan ide dan gagasan, bukan trik kotor dan tipu muslihat yang menjatuhkan lawan. Dan selalu ingat kalau nantinya, kalian akan mewakili kami, rakyat. Semoga Pemilu 2024 ini menjadi titik awal dari kebangkitan Indonesia sebagai negara maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun