Penggunaan bumbu dan rempah merupakan salah satu kunci untuk menghasilkan hidangan yang nikmat dan lezat untuk disantap.Â
Tidak hanya untuk memperkaya cita rasa saja, bumbu dan rempah juga kerap digunakan untuk mempercantik warna makanan, maupun menstimulasi penciuman manusia, agar tertarik untuk mencicipi hidangan. Rempah seperti Bubuk Kunyit, Bubuk Paprika, atau Safron, lazim digunakan oleh koki untuk menambah warna alami kepada masakan, dan tentunya menarik perhatian orang.
Sementara Jahe, Biji Pala, maupun Kapulaga, umum dipakai supaya makanan memiliki aroma yang sedap, sehingga merangsang pikiran manusia untuk mencoba makanan tersebut.
Namun, penggunaan bumbu maupun rempah tidak bisa sembarangan. Terdapat keseimbangan yang harus dijaga agar sebuah bumbu masakan tidak melebihi rasa bumbu lainnya. Jika takaran yang digunakan tidak sesuai, ada kemungkinan rasa makanan menjadi kurang harmonis.Â
Ada juga bumbu serta rempah yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan, karena rasanya tidak jauh beda satu sama lain, sehingga hasil hidangan justru tidak maksimal.Â
Contohnya adalah penggunaan Bawang Merah serta Bawang Bombai yang bersamaan, tidak akan menghasilkan apa-apa. Ini dikarenakan, bawang bombay dan bawang merah memiliki karakteristik serupa, sehingga menggunakan keduanya dalam satu masakan terkesan mubazir.
Tidak hanya dari rasa, penggunaan bumbu serta rempah juga dipengaruhi oleh wilayah. Tidak semua bumbu maupun rempah dapat ditemukan  atau tumbuh di suatu negara, karena dipengaruhi oleh suhu, iklim, maupun letak geografis.Â
Karena itu, tiap wilayah memiliki campuran bumbu dan rempah yang unik bagi mereka sendiri. Mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam mereka dengan baik, dan tentunya menghasilkan hidangan khas menggunakan bumbu dan rempah yang mereka temukan.Â
Berikut adalah beberapa campuran bumbu serta  rempah di berbagai belahan dunia, serta pengaplikasiannya dalam masak-memasak.