"Kalau ada orang diberikan kondom gratis lalu ia melakukan perilaku seks berisiko, tandanya memang sudah dari awal ia merencanakan hal itu," ujar Menkes Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH pada Konferensi Pers Hari AIDS Sedunia yang bertempat di sekretariat Komite Penanggulangan AIDS Nasional, Jl. Johar, Menteng, Jakarta Pusat dan ditulis detikhealth pada Sabtu (30/11/2013). (Baca di sini).
OMG! That logic is just too stupid for me to understand! *)sambil njedotin kepala ke tembok...
Dalam akuntansi manajemen terbaru (pendekatan balance scorecard), ketika perusahaan menginginkan adanya peningkatan laba, maka yang harus dilakukannya adalah fokus pada "pemicu" performa perusahaan! sebutan kerennya performance driver/enabler. Apa saja enabernya? KONSUMEN; bagaimana mengikat konsumen, bagaimana memberi pelayanan terbaik bagi konsumen, bagaimana menjaga efektifitas prosesnya, dkk..... Karena tidak ada yang praktis atau ujug-ujug langsung meningkatkan profit!
Dalam pemerintahan semestinya gaya berfikirnya kurang lebih begitu juga.
Kalau ingin mengurangi resiko HIV/AIDS dari seks bebas, yang harus dilakukan adalah FOKUS pada PENYEBABNYA!!! Dalam hal ini bisa kita sebut dengan "free-sex driver". INGAT bahwa yang diusahakan adalah menurunkan angka seks bebas, bukan meningkatkannya.. Identifikasi, tren seks bebas itu dari mana datangnya? yang mendorong orang melakukannya apa? dsb? dll? dst?
Kalian bisa identifikasi sendiri dengan seluas-luasnya wawasan yang kalian punya tentang pemicu tindakan binatang ini.. Kalau yang saya dapatkan sebatas pengetahuan saya, free-sex driver buat bangsa kita adalah; TRANSFER budaya seks dari luar negeri (karena secara budaya Indonesia adalah negara yang dulunya sangat jauh dari akhlak buruk seks bebas). Transfer budaya bisa dari macam-macam; FILM (baik yang porno tulen ataupun porno seling-selingan, bahkan secara umum film-film barat memang sangat melazimkan hubungan seks sebelum pernikahan!), MAJALAH (baik yang porno tulen ataupun yang tersirat), dll dsb. Setelah secara pemikiran kita membenarkan perilaku itu, mulailah berdatangan fasilitas-fasilitasnya! Setelah itu bukan waktu yang lama lagi sebelum PRAKTEKnya kejadian... #tepokjidat
FREE-SEX DRIVERS (media freesex, fasilitas freesex, pendidikan pro-freesex, dsb) itulah yang harusnya disikapi oleh pemerintah, bukan yang laiiinnn....
Apa yang terjadi kalau sudah terlanjur "terINVASI' oleh para drivers tersebut? Mulailah moral bangsa ini hancur perlahan dan pasti, dan terjangkitlah penyakit paling mematikan di dunia; HIV/AIDS.
Gara-gara muncul penyakit ini, fokus pemerintah kita jadi belok!!! Lha kok malah fokus ke penyakitnya langsung? Itu driversnya mau dibiarin beraksi dan merajalela terus???
Kemudian munculah pahlawan kesiangan yang menyatakan diri sebagai pemecah problematika ini; KONDOM. "Kondom adalah alat untuk menekan jumlah penjangkitan HIV/AIDS yang didapat dari freeseks."
wait... you fckin* kidding me???
THAT'S A GODDAMN FREESEX-DRIVER! Serigala berbulu domba; menyatakan diri sebagai solusi, tapi justru malah mendongkrak angka seks bebas, perselingkuhan, dan lain sebagainya! nangiiissss gueee....
Logikanya; freesex naik = HIV AIDS naik...... Lha kalau HIV/AIDS ditekan tapi justru menaikkan angka freesex? Terjebak di LINGKARAN SETAN itu namanya!
Bagi-bagi fasilitas itu tindakan mencegah kah???
Ingat kata bang napi; kejahatan terjadi bukan hanya karena ada NIAT dari pelakunya, tapi juga karena ada KESEMPATAN!!! Wassspadalaaahh!
***STUPIDITY OVERLOAD***
***STUPIDITY OVERLOAD***
***STUPIDITY OVERLOAD***
***STUPIDITY OVERLOAD***
***STUPIDITY OVERLOAD***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H