Mohon tunggu...
Nurmadani
Nurmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Santri Aktif Pondok Pesantren Darul Falah , Mahasiswa STIS Darul Falah Bondowoso𝗦𝗮𝗻𝘁𝗿𝗶 𝗔𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗣𝗼𝗻𝗱𝗼𝗸 𝗣𝗲𝘀𝗮𝗻𝘁𝗿𝗲𝗻 𝗗𝗮𝗿𝘂𝗹 𝗙𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗕𝗼𝗻𝗱𝗼𝘄𝗼𝘀𝗼 , 𝗠𝗮𝗵𝗮𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗦𝗧𝗜𝗦 𝗗𝗮𝗿𝘂𝗹 𝗙𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗕𝗼𝗻𝗱𝗼𝘄𝗼𝘀𝗼

Lebih senang menulis dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Pengabdian

20 Januari 2024   22:57 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:56 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu kami habiskan tenaga kami mencari kayu, sehingganya banyak dari kami yang kewalahan. Aku berbaring dalam ketenangan malam, hanya suara jarum jam yang mengisi kensunyian malam.Sesekali terdengar lantunan Nadzom ‘Imrithy, Alfiyah, bahkan Aqidatul  Awam.Sampai akhirnya Fiqi datang dengan tergesah – gesah.

“ Den ! .... Deni !.... Alvin ada disini ?” 

Seoran khaddam kiyai itu menanyakan keberadaan adikku.

“Ada dia masih tidur, baru saja!” jawabku denagn nada memastikan.

“Ada apa ki?” Aku balik bertanya karena rasa penasaran yang menyelimuti fikiranku.

“Tidak , hanya butuh sama Alvin,soalnya dari tadi pagi dia dicari kiyai .” pria itu masih tetap dengan nada terburu – buru.Seakan menanpakkan kepanikannya.Kebetulan dari tadi adikku juga ikut mencari kayu bersamaku, sehingganya rasa kantuk dan lelah membuatnya terlelap dalam mimpinya.

“Vin ..vin... vin ...Alvin bangun vin “ khaddam itu menarik tangan adikku sehingganya dia tebangun dari tidurnya.

“ Napa ki..? , saya masih ngantuk !” Ucap adikku yang masih tidak bisa lepas dengan rayuan kantuk yang seakan menggantungi kelopak matanya. Sang khaddam mengabil HP VIVO Y12 nya dari selah – selah lipatan sarungnya, sebelum akhirnya mencoba  menelfon Kiyai 

“Assalamualaikum !” santri berkopyah putih itu mengawali pembicaraannya, lewat telepon yang ia speaker dengan volume keras.

“Apa Cong ...?” Suara dari seberang lantas bertanya yang tidak lain beliau adalah Murobby Ruhina. K.H.Abdul Qodir Syam.

“Engghi ka’dinto Alvin sareng abdhina “Sang khaddam itu menepis pertanyaan beliau dengan penuh ta’dzimnya terhadap seorang guru.Sembari menyerahkan telepon yang tadi ia genggam kepada adikku Alvin dengan wajah kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun