Apalagi bagi seorang penuntut ilmu, dosen, guru tidak terlepas dari yang namanya menulis, seorang mahasiswa sarjana  tidak akan disebut sarjana sebelum ia menuntaskan tulisannya dalam sebuah Skripsi.Â
Seorang magister tidak akan bisa dipanggil magister kecuali setelah ia selesai menulis karya ilmiahnya dalam bentuk Tesis. Sama halnya dengan seorang Doktor ia resmi bergelar Doktor ketika ia sudah menghasilkan karya ilmiahnya dalam bentuk disertasi.Â
 sebagaimana perkataan Imam Asy Syafi'iÂ
*
"Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat, Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja".
Menulis juga merupakan salah satu wasilah agar seseorang senantiasa memperoleh pahala jariyah, pahala yang terus mengalir walaupun ia telah meninggal dunia, karena ia bagian dari ilmu yang bermanfaat, bayangkan saja ketika tulisan yang ditulis menyebabkan seseorang mendapatkan petunjuk dan hidayah, dengan hidayah tersebut ia beribadah dan beramal saleh maka pahalanya akan senantiasa mengalir kepada penulisnya.Â
Menulislah yang membuat para ulama' walaupun mereka telah tiada tapi terkenang sepanjang masa, mereka dikenang sepanjang hayat berkat karya yang ditulisnya langsung maupun yang ditulis oleh para muridnya.Â
Masyarakat mengenal Rasulullah dan para sahabatnya melalui sirah atau kisah Rasulullah dan para sahabatnya yang telah ditulis oleh para ulama'.Â
Para Khalifah dikenal dan dikenang juga berkat karya-karya para ulama' tentang mereka.Â
Seseorang mengenal imam yang empat, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal juga melalui karya yang ditulisnya dan ditulis orang lain.Â
Begitu juga para ulama hadits, Imam Bukhari terkenal dengan karyanya dalam membukukan hadits dalam kitab shahih Bukharinya.Â