Menulislah Agar Engkau Dikenang Sepanjang Masa
Oleh: Madeni, M. Pd.I
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah." (Pramoedya Ananta Toer)
Adanya sejarah berawal dengan adanya tulisan, tanpa adanya tulisan sejarah tidak akan mungkin ada di dunia ini, semua sejarah yang kita ketahui karena ada seseorang yang menuliskannya.Â
Sama halnya dengan seseorang ketika ia ingin dikenang sepanjang masa sesuai dengan keinginannya maka ia harus menuliskan tentang dirinya.Â
Karena manakala ia tidak menuliskan tentang dirinya maka orang lailah yang akan menuliskan sesuai dengan versinya masing-masing penulis.Â
Sebagaimana ungkapan Mr. Mohammad Roem  "Mulailah menulis tentang dirimu dan sekitarmu.  jika tidak, maka orang lainlah yang akan menuliskannya (sesuai versi mereka sendiri)"
Hal ini pun yang memotivasi penulis untuk terus berusaha istiqomah  menulis setiap harinya dan tetap mengikuti pembelajaran di kelas menulis "Belajar Menulis Gelombang 27".Â
Pada kelas menulis inilah kita akan dibimbing, dipantau dan diarahkan untuk menulis resume dan tulisan harian untuk di posting  di blog pribadi yang sudah dibuat dan maupun di akun kompasiana agar terbiasa menulis.
Ketika menulis ada rasa bahagia dan semangat, karena tulisan kita dibaca oleh para peserta yang lainnya serta diberikan penilaian, catatan dan komentar-komentar yang membangun.Â
Menulis bagi seseorang sangatlah penting, dengan menulis bisa mendatangkan kebahagiaan, menghilangkan stres, melalui tulis menulis ia tuangkan kebahagiaan dan kesedihannya sehingga pikiran terasa bebas tidak ada beban.Â
Apalagi bagi seorang penuntut ilmu, dosen, guru tidak terlepas dari yang namanya menulis, seorang mahasiswa sarjana  tidak akan disebut sarjana sebelum ia menuntaskan tulisannya dalam sebuah Skripsi.Â
Seorang magister tidak akan bisa dipanggil magister kecuali setelah ia selesai menulis karya ilmiahnya dalam bentuk Tesis. Sama halnya dengan seorang Doktor ia resmi bergelar Doktor ketika ia sudah menghasilkan karya ilmiahnya dalam bentuk disertasi.Â
 sebagaimana perkataan Imam Asy Syafi'iÂ
*
"Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat, Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja".
Menulis juga merupakan salah satu wasilah agar seseorang senantiasa memperoleh pahala jariyah, pahala yang terus mengalir walaupun ia telah meninggal dunia, karena ia bagian dari ilmu yang bermanfaat, bayangkan saja ketika tulisan yang ditulis menyebabkan seseorang mendapatkan petunjuk dan hidayah, dengan hidayah tersebut ia beribadah dan beramal saleh maka pahalanya akan senantiasa mengalir kepada penulisnya.Â
Menulislah yang membuat para ulama' walaupun mereka telah tiada tapi terkenang sepanjang masa, mereka dikenang sepanjang hayat berkat karya yang ditulisnya langsung maupun yang ditulis oleh para muridnya.Â
Masyarakat mengenal Rasulullah dan para sahabatnya melalui sirah atau kisah Rasulullah dan para sahabatnya yang telah ditulis oleh para ulama'.Â
Para Khalifah dikenal dan dikenang juga berkat karya-karya para ulama' tentang mereka.Â
Seseorang mengenal imam yang empat, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal juga melalui karya yang ditulisnya dan ditulis orang lain.Â
Begitu juga para ulama hadits, Imam Bukhari terkenal dengan karyanya dalam membukukan hadits dalam kitab shahih Bukharinya.Â
Imam Muslim kita kenang juga melalu karyanya dalam mengumpulkan hadits yang yang terdapat dalam kitab shahih Muslimnya, begitunya tokoh-tokoh bangsa mereka dikenang sepanjang masa itu juga melalui tulisannya.Â
Maka begitu juga kita, jika kita menginginkan dikenang sepanjang masa, mendapatkan pahala yang terus mengalir maka menulislah dengan niat ibadah, agar dalam tulisan yang kita tulis senantiasa mengalir pahala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H