Dengan kemajuan teknologi yang pesat, institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia semakin banyak mengadopsi solusi digital dalam proses ujian dan penilaian. Teknologi ini menawarkan berbagai alat dan metode untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan integritas dalam evaluasi akademik. Namun, penggunaan teknologi juga membawa tantangan baru, terutama terkait dengan integritas akademik. Artikel ini akan membahas penggunaan teknologi dalam ujian dan penilaian di kampus, memberikan contoh nyata, dan mengeksplorasi tantangan serta solusi yang ada.
Sistem Ujian Berbasis Komputer
Sistem ujian berbasis komputer merujuk pada penggunaan platform digital yang memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti ujian secara online. Platform ini menyediakan berbagai fitur, seperti soal otomatis, penilaian instan, dan pelaporan hasil yang mudah diakses oleh dosen. Sistem ujian berbasis komputer mengintegrasikan teknologi dengan proses penilaian untuk meningkatkan efisiensi. Dengan soal yang otomatis diperiksa dan dijawab secara online, waktu yang diperlukan untuk proses penilaian dapat dikurangi secara signifikan. Selain itu, fitur seperti pemantauan kamera dan perangkat lunak pemantauan aktivitas membantu mengurangi potensi kecurangan. Namun, tantangan seperti masalah teknis dan aksesibilitas bagi semua mahasiswa harus diperhatikan. Penyedia platform sering kali menawarkan dukungan teknis dan pelatihan untuk memitigasi masalah ini.
Contoh Nyata  :
• ProctorU : ProctorU menyediakan pengawasan real-time melalui kamera, memastikan bahwa ujian dilakukan secara jujur.
• ExamSoft : ExamSoft menawarkan ujian yang aman dengan fitur pelaporan dan analisis hasil yang mendalam, memudahkan pengawasan dan pengelolaan ujian.
Alat Deteksi Plagiarisme
Alat deteksi plagiarisme membantu dosen memeriksa keaslian karya tulis mahasiswa dengan membandingkan teks dengan database sumber online dan publikasi akademik. Ini penting untuk menjaga integritas akademik dengan memastikan bahwa karya yang diajukan adalah hasil pemikiran asli mahasiswa. Alat deteksi plagiarisme seperti Turnitin memanfaatkan teknologi pencocokan teks dan algoritma untuk menemukan kesamaan antara dokumen mahasiswa dan sumber lain. Hal ini membantu dosen mengidentifikasi potensi plagiarisme dengan cepat. Namun, hasil deteksi harus dianalisis secara cermat untuk menghindari kesalahan penilaian, seperti false positives, di mana konten sah dianggap sebagai plagiarisme. Untuk mengatasi ini, dosen harus memahami konteks penulisan dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada mahasiswa.
Contoh Nyata :
• Turnitin : Turnitin membandingkan dokumen yang diunggah dengan miliaran sumber di internet dan basis data akademik untuk mendeteksi plagiarisme. Platform ini juga menyediakan umpan balik kepada mahasiswa tentang kesamaan teks, membantu mereka memahami dan menghindari plagiarisme.
Penilaian Berbasis AI
Penilaian berbasis AI menggunakan algoritma dan model pembelajaran mesin untuk menilai jawaban mahasiswa secara otomatis. Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan konsistensi dalam proses penilaian, serta menyediakan analisis yang mendalam mengenai kinerja mahasiswa. Penilaian berbasis AI berfungsi dengan menganalisis jawaban mahasiswa menggunakan algoritma yang telah dilatih dengan data penilaian sebelumnya. Ini memungkinkan sistem untuk memberikan penilaian yang konsisten dan objektif. Namun, ada risiko bias jika algoritma tidak dilatih dengan data yang cukup beragam. Untuk mengatasi tantangan ini, institusi harus memastikan bahwa data yang digunakan untuk melatih AI mencerminkan berbagai konteks dan variasi, serta terus memantau hasil penilaian untuk memastikan keadilan.
Contoh Nyata :
• Gradescope : Platform ini menggunakan AI untuk mempercepat penilaian tugas dan ujian. Gradescope dapat mengkategorikan dan menilai jawaban mahasiswa, serta memberikan umpan balik yang cepat dan terperinci. Ini memungkinkan dosen untuk fokus pada analisis kualitatif dan bimbingan akademik.
Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS)
Sistem manajemen pembelajaran (LMS) adalah platform digital yang digunakan untuk mengelola, menyimpan, dan menyampaikan materi ajar serta ujian. LMS sering kali mencakup fitur untuk penilaian, pelaporan hasil, dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa. LMS seperti Moodle dan Blackboard membantu institusi pendidikan dalam mengelola proses akademik secara efisien. Dengan fitur untuk penilaian otomatis, pelaporan hasil, dan akses ke materi ajar, LMS menyederhanakan administrasi akademik dan meningkatkan pengalaman belajar. Tantangan utama melibatkan kemungkinan gangguan teknis dan aksesibilitas bagi mahasiswa dengan keterbatasan teknologi. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memiliki infrastruktur yang andal dan menyediakan dukungan teknis serta pelatihan bagi mahasiswa dan staf.
Contoh Nyata :
• Moodle dan Blackboard : Kedua platform ini memungkinkan dosen untuk menyelenggarakan ujian online, mengelola materi pembelajaran, dan melacak kemajuan mahasiswa. LMS ini menyediakan berbagai alat untuk evaluasi dan umpan balik, serta fitur untuk mendukung kolaborasi dan diskusi.
Kesimpulan
Penggunaan teknologi dalam ujian dan penilaian di kampus menawarkan banyak keuntungan, termasuk peningkatan efisiensi, akurasi, dan kemudahan akses. Namun, teknologi juga menghadirkan tantangan terkait integritas akademik, seperti risiko kecurangan dan deteksi plagiarisme. Untuk mengatasi tantangan ini, institusi pendidikan harus mengimplementasikan solusi teknologi yang efektif, menetapkan prosedur keamanan yang ketat, dan terus memantau dan mengevaluasi sistem yang digunakan. Dengan pendekatan yang hati-hati dan inovatif, teknologi dapat mendukung integritas akademik sambil memperbaiki proses evaluasi dan penilaian di kampus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H