"Udah! Nara, kamu ga boleh gitu dong. Udah jelas-jelas Sika itu dapat nilai yang lebih tinggi dari kamu. Kamunya harus bisa terima kenyataan Nara". Ujar bu Riska.
"Maaf, ya Nara. Kalau gara-gara aku kamu jadi marah sama aku".
" Udah-udah, Sika kamu jangan gitu dong. Ini emang gara gara. Nara yang ga bisa menerima kenyataan". Ujar Ahna.
Keesokan harinya Nara datang menghampiri Sika.
"Lo harus ikut guee!" Ujar Nara.
"Kemana?" Ujar Nara dengan wajah panik.
Nara membawa sika ke sebuah ruangan yang terbengkalai. Dimana di ruangan tersebut Nara mengunci Sika dalam keadaan tangan dan kaki diikat.
Tak beberapa saat Nara meniggalkan Sika di ruangan tersebut.
"Tolong-tolong! Siapapun itu tolong aku". Ujar Sika dengan kesakitan.
Bel pelajaran dimulai. Bu Riska mulai mengabsen siswa.
"Sika kemana, ada yang tau?"