Mohon tunggu...
Made Dwi Ariasa
Made Dwi Ariasa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa’21

Kuta Utara, Bali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penolakan terhadap Hare Krishna yang Menimbulkan Keresahan bagi Umat Hindu

22 Februari 2022   15:39 Diperbarui: 22 Februari 2022   15:51 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun lalu, tepatnya pada 3 Agustus 2020 ada sekumpulan kelompok dan organisasi masyarakat hindu  di bali yang tergabung ke dalam Forum Taksu Bali berkumpul mengelar aksi damai di Lapangan Bajrasandi Renon, Denpasar. Di mana tidak tangung-tangung orang yang berkumpul disana, yakni lebih dari ribuan umat hindu turut hadir pada lokasi tersebut. Namun, sebenarnya aksi sesungguhnya digelar di GOR Lila Bhuana Ngurah Rai, tetapi mendapatkan usulan dari kalangan masyarakat, anggota, dan pemerintah, terutaam dari segi keamanan, kesehatan,  dan juga penunjuk niskala, di mana pada tahun 2020 wabah virus Corona masih ada di Indonesia.

Hera Khrisna atau bisa disingkat dengan HK merupakan sebuah filsafat dan ajaran meneganai ketuhanan yang bersumber dari Bhagawand Gita yang penulisannya merupakan dipengegaruhi oleh ajaran agama Hindu atau disebut dengan sad darsana, terutama pada aliran Samkhya, Yoga dan Wedanta.

Hera Krishna memiliki sebuah arti didalamnya, diaman arti dari kalimat tersebuat adalah sebuah kemenangan untuk Dewa  Krishna (Victory to Lord Krishna). Masyarakat Internasional kesadaran Kresna atau dalam bahasa inggris dikenal dengan sebutan Internasional Society for Krishna Consciousness (ISKCON) merupakan salah satu yang dikenal sebagai gerakan Hare Krishna sekaligus yang mempromosikan gerakan ini. Dimana makna dari Hare Krishna secara lengkap memliki arti yakni sebuah organisasi keagamaan gerakan Hindu Gaudiya Waisnawa atau Chaitanya Waishnavisme yang merupakan sekte mistis dari agama hindu namun mereka masuk kedalam kategori sebagai bentuk agama Hindu yang monoties agar mendapatkan kenikamatan Krishna yang manjur dibagian kasih sayang yang luar biasa/tidak ada tandingannya. Hal itu terjadi dikarenakan para Hare Krishna mempercayai bahwanya semua dewa dan ilah-ilah merupakan perwujudan dari Dewa, yakni Vishnu atau Krishna.

Pada awalnya, gerakan ini muncul pertama kali pada tahun 1486, atau pada abad ke-15, di mana gerakan ini oleh Chaitanya Mahaprabhu yang mengatakan bahwa dalam ajarannya krishna lah yang Tuhan tertinggi dari semua Tuhan yang ada. Ia menyuruh untuk para pengikutnya melakukan sebuah ritual yakni melakukan pemujaan kepada Krishna hanya melalui dansa dan mantra agar bisa terhubung dengan Khrishna. Tujuan utama diadakannya Hera Krishna adalah agar memiliki hubungan kasih yang luar biasa/tidak tertandingi oleh apapun dengan Tuhan Krishna.

Ada banyak persyaratan bagi mereka yang ingin bergabung dalam Hare Krishna. Menjadi anggota mengharuskan memilih seorang guru dan menjadi muridnya. Para pengikut haruslah tunduk kepada guru mereka layakni sebagai atasan rohani mereka dan menyembah mereka yang diibaratkan sebabai sang dewa. Guru akan berikap kritis dalam mendapatkan pencerahan, bahkan sudah ditanamkan bahwa dalam ajarannya dikatakan yakni apabila seorang murid tanpa adanya guru yang mendapingi, maka seseorang itu tidak mungkin mencapai kesadaran akan Krishna. Dan seluruh kehidupan seorang penganut harus berpusat pada praktek dan bakti pada Krishna. ISKCON mengatur supaya anggotanya berada dalam komunitas dimana segala sesuatu berpusat pada Krishna.

Kepercayaan kelompok Hare Krishna merupakan sebuah agama Hindu namun tidak selaras dengan ajaran yang berlaku di dalam weda, di mana sudah dibahas di awal tadi bahwa tujuan dari Hare Krishna adalah mencapai kesadaran Krishna yang merupakan masuk ke dalam panteisme yang merupakan dusta lama yang pertama didengar di Taman Eden, "Kamu akan menjadi seperti Allah" (Kejadian 3:5). Yang memiliki makna bahwa mereka para pengikut akan mencapai hubungan persatuan dengan Tuhan secara pribadi.

Dalam pengucapan sebuah mantra untuk memuja Dewa krishna, Sri Chaitanya menyarankan supaya pengikutnya untuk mengucapkan 100,000 nama suci setiap hari. Pengucapan mantra ini dibantu oleh pengunaan mala, sebuah tasbih yang berisi 108 manik-manik. Adapun pantangan terhadap konsumsi daging, sama seperti larangan untuk makan di rumah makan, karena kepercayaan mereka bahwa makanan menyimpan kesadaran juru masaknya -- mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh koki yang marah akan membuat orang yang memakannya marah pula. Di dalam Hare Krishna, ada penekanan untuk selalu bermantra lebih banyak, berdansa lebih banyak, dan beju rupaya lebih keras supaya tidak ada hutang karma yang tersisa sehingga penganutnya gagal mencapai kesadaran Krishna.

Namun, kejadian yang terjadi di Bali atas penolakan Hari Krishna ini malah menghasilkan aksi yang terbilang positif saat melakukanya aksi damai ini di mana diwanai juga dengan mengadakan suatu parade seni budaya bali seperti calon arang dengan 30 wayang, jogeg bumbung, bondres, fragmen tari, ngurek, bleganjur, dan angklung dan juga beberapa tokoh yang memiliki intelektual Hindu yang mempuni juga melakukan sebuah orasi ilmiah yang memberikan pengetahuan kepada orang-orang yang melakukan aksi damai pada saat itu mengenai ajaran Hare Krishna.

Pada saat itu, jumlah penduduk Bali yang sudah teriming-imingi oleh ajaran Hare Krishna mencapai lebih 6 ribu orang yang terpantau secara terang-terangan, di mana Ketua Umum Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) Ida Bagus Ketut Susena yang mengatakan mengenai propaganda Hare Krishna di Bali. 

Yang diketahui hanya 6 ribu lebih yang terpantau, tetapi untuk selebihnya masih kurang tau karena tidak hanya di Bali saja masih ada diberbagai pulau-pulau di Indonesia  yang mengikuti ajaran tersebut. Contohnya seperti Lampung, di mana di sana ada sebuah desa yang sudah menjadi basis Hera krishna dan tentunya sangat kuat mempengaruhi masyarakatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun