70 tahun Indonesia merdeka bukanlah usia yang dewasa tapi sudah lanjut usia jika disejajarkan dengan tahap perkembangan manusia. Sampai kini, di usianya yang telah lanjut, Indonesia telah memberi banyak kepada saya (dan juga kepadamu, saya yakin itu). Sebuah pertanyaan terbesit dan mengisi seluruh alam pikir saya untuk mencari jawabannya melalui sebuah perenungan: Apa yang sudah saya berikan untuk Indonesia?
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, pikiran saya melayang kepada orang-orang Indonesia yang seringkali melayangkan slentingan-slentingan yang bermaksud berkomentar tetapi lebih terdengar sebagai keluhan (tentang Indonesia) yang tak berujung pada solusi. Hanya sebatas keluhan semata. Iya, saya sadari kalau mengeluh itu memang lebih enak, cepat, praktis dan tak usah menguras pikiran daripada mencari solusi atau strategi untuk mengatasi sebuah permasalahan. Yang simpel memang lebih digandrungi, yang ribet say goodbye aja!
Orang-orang yang berkomentar (hanya sekedar omongan tanpa praktek) kurang baik tentang negaranya dan orang-orang sebangsanya, saya ibaratkan seperti penghuni sebuah rumah yang terus menerus mengeluhkan rumah dengan atap yang bocor atau hal-hal lain berkaitan dengan rumah yang tak sesuai dengan idamannya. Keluhannya akan memuncak saat hujan tiba karena air hujan masuk rumah.
“Ah, sial banget nih rumah bocor terus!” komentar si penghuni.
Setelah hujan reda, tidak pernah sekalipun ia berniat untuk mencari sumber kebocoran dan memperbaikinya. Rumah yang telah ia tempati selama bertahun-tahun melindunginya dari gigitan angin malam, sengatan terik mentari siang dan melelapkan tidurnya yang panjang. Tak pernah ia pikirkan apa yang sudah rumah itu berikan untuknya. Namun ia tetap menuntun kenyamanan dan kebahagiaan dari rumah itu.
Saran saya, jika memang tidak suka tinggal di rumah itu, pindah rumah saja, gampang kan?
Jika penghuni rumah adalah tipe orang yang tak pernah berpikir “apa yang sudah saya berikan?” namun lebih sering menuntut “apa yang sudah saya terima?”, rumah mewah dengan harga milyaran pun takkan memuaskan si penghuni.
Berikut slentingan-slentingan yang sering orang-orang (Indonesia) keluhkan tentang negaranya.
1. Karya Indonesia ndak se-wow negara tetangga/lainnya
Ketika ada film kartun hasil karya anak bangsa (yang memang saya akui belum semutakhir film-film karya Walt Disney) sering kali mengundang kecaman dari penontonnya.
“Hahahahha….gini nih kalau buatan Indonesia. Ndak natural!”