"Aduh, kunci motor aku dimana ya? Lupa, nih"
"Ini apa ya jawabanya, tadi aku baca kok"
"Eh, nama kamu tadi siapa ya? lupa, hehehe", dan lain sebagainya.
Pernah mengalami hal diatas? lupa terhadap sesuatu. Kalau saya sih, yes.
Tapi, mengapa kita bisa lupa akan sesuatu? Bukankah kita memiliki organ pusat syaraf yang super dahsyat yang diantara lainnya berfungsi untuk berpikir ataupun menyimpan ingatan?
Lupa, meskipun kita sudah memiliki organ untuk mengingat yang sangat keren, tapi kita juga masih bisa melupakan sesuatu, seperti lupa nama seseorang, blank saat ujian, atau lupa menaruh barang. Sebenarnya ada apa gerangan di dalam otak? Sehingga kita bisa lupa terhadap sesuatu.
Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai otak dan kognitif, dan lagi-lagi kita akan melanjutkan pembahasan mengenai otak dan kognitif dengan tambahan topik yaitu lupa. Otak, kognitif, dan lupa merupakan sesuatu yang pantas untuk saling dihubungkan. Oke, langsung saja.
Lupa, lupa, dan lupa. Bisa dibilang, lupa merupakan fitrah dari manusia. "Manusiawi", katanya. Banyak orang yang berasusmsi bahwa "lupa" identik dengan orang tua atau mereka yang sudah lanjut usia. Padahal, "lupa" bisa dialami oleh siapapun, tidak pandang usia.Â
Contohnya, siswa yang mengalami kesulitan recalling ingatannya saat ujian berlangsung, termasuk lupa juga, bukan? Intinya, lupa merupakan kejadian yang menimpa manusia tanpa memandang usia. Lalu, bagaimana lupa itu bisa terjadi?
Here we go. Lupa sering didefinisikan sebagai gangguan mengingat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lupa adalah lepas dari ingatan. Intinya, lupa adalah kehilangan informasi yang sempat melekat di otak. Setiap individu memiliki daya ingat (memori) yang digunakan untuk menyimpan informasi, yang kemudian dapat dipanggil kembali untuk digunakan sewaktu-waktu. Lalu, apa kaitanya lupa dengan kognitif?
Begini, bisa dibilang daya ingat (memori) merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif. Mengapa? Karena daya ingat (memori) selalu dilibatkan dalam berbagai macam bentuk belajar manusia untuk disimpan di dalam otak. Tanpa daya ingat (memori), yakin kita bisa sampai disini sekarang?