Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia freedom yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

How to Membentuk Dunia Gender bagi Anak Melalui Pola Channeling/Shaping

13 Maret 2019   09:48 Diperbarui: 13 Maret 2019   09:53 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola pengasuhan channeling/shaping mengalami pergeseran mengikuti perkembangan zman. Karakteristiknya tetap sama, yakni orang tua menciptakan dunia tersendiri bagi anak, tetapi hal itu sudah dimulai lebih awal. 

Sejak trimester pertama orang tua sudah mengetahui jenis kelamin anak dan secepat itu pula orang tua mempersiapkan kelahiran anak dengan menyiapkan segala hal bagi anaknya disesuaikan dengan jenis kelaminnya. 

Usia empat bulan dalam kandungan, sang ayah sudah menyiapkan pakaian yang disesuaikan dengan jenis kelamin anaknya, warna kamar disesuaikan dengan jenis kelamin anak, mainan yang dibeli disesuaikan dengan jenis kelamin anak. 

Apa pun yang dilakukan, berdasarkan pada parameter jenis kelamin anak. Namun, hal yang menarik adalah, di sisi lain perekembangan zaman memunculkan perilaku yang juga mengalami pergeseran. 

Pola pengasuhan channeling/shaping menjdi longgar di mana orang tua modern lebih membebaskan diri untuk bersikap uni-sex terhadap anak mereka. 

Anak perempuan lebih dibebaskan untuk menggunakan pakaian berwarna biru atau hijau dengan motif hewan atau gambar olahraga, bersepatu sport seperti anak laki-laki. Anak perempuan memiliki rambut yang pendek dan tanpa pita, bermain mobil-mobilan, dan lain sebagainya.

Akan tetapi di sisi lain, ada identitas gender anak yang tetap dipertahankan, misalkan seperti anak perempuan yang tetap menggunakan anting-anting untuk menegaskan bahwa ia adalah anak perempuan meskipun bersepatu sport dan berpakaian uni-sex. Selain itu, satu hal yang lebih menarik adalah identitas gender anak laki-laki lebih dipertahankan. 

Misalnya, walauoun ada kebebasan untuk memilih warna pakaian, tetapi orang tua tetap tidak memilihkan gambar boneka atau bunga-bunga pada pakaian anak laki-laki. 

Artinya, pada titik tertentu, beberapa perbedaan tersebut tetap ada dan dipertahankan yang diidentikan dengan gender. Disamping itu, gender tetap disimbolkan oleh karakteristik tertentu sebagai penandanya.

Kembali kepada kekhasan channeling/shaping, seiring dengan perkembangan anak, anak laki-laki, dan perempuan tetap dibedakan berdasarkan pada karakteristiknya seperti isi kamar anak laki-laki adalah gambar olahraga, mobil-mobilan, dan lain sebagainya sementara anak perempuan tetap dihiasi dengan gambar boneka, Disney princess, dan beragam boneka-boneka. 

Tentu saja, aktor penting penentu isi kamar dan segala bentuk ornamen kamar adalah orang tua, artinya peran orang tua dalam menentukan minat, kesenangan, permainan pada masa kanak-kanak pada setiap gender adalah orang tua. Blakemore dkk, (2009) menyatakan bahwa melalui permainan anak-anak, sosialisasi gender diperkenalkan oleh orang tua kepada anak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun