Mohon tunggu...
Machfut Huda
Machfut Huda Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Katolik Santa Maria Tulungagung

"Pendidikan adalah proses membentuk kepribadian, bukan sekedar mengisi kepala." - Hamka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Pendidikan Guru Penggerak Angkatan VII

26 Maret 2023   10:21 Diperbarui: 27 Maret 2023   08:35 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan Demonstrasi Coaching Untuk Supervisi Akademik

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa saya ucapkan kepada Allah SWT, yang mana sampai hari ini masih diberikan kesehatan dan kemampuan untuk mengikuti program pendidikan guru penggerak dengan baik. Terimakasih pula, saya ingin menyampaikan kepada para pendamping antara lain Bapak Faisal Bahar selaku Fasilitator dan Ibu Lilik Winarti selaku pengajar praktik. Mereka berdua yang telah mengampu kelas saya di Pendidikan Guru Penggerak (PGP), kelas 215, yang dengan sabar dan telaten mendampingi dan membimbing saya dan rekan-rekan peserta PGP khususnya kelas 215 dalam berproses. Dan juga rekan-rekan Calon Guru Penggerak. Melalui tulisan ini, saya ingin saya sampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya bagi Dinas Pendidikan yang telah memberikan kesempatan saya untuk mengikuti program pendidikan yang luar biasa ini. Terimakasih saya sampaikan kepada sekolah saya, SMP Katolik Santa Maria Tulungagung, Suster Pamong Unit - Suster Yuliana Puteri Kasih, Ibu Kepala Sekolah-Ibu Yuliana Astarina, S.Pd, dan semua rekan-rekan guru dan karyawan yang telah memberikan arahan dan maklumnya untuk kelancaran proses selama saya mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak ini. Tak lupa saya ingin sampaikan terimakasih lagi bagi keluarga saya di rumah yang sudah mendukung dengan penuh cinta atas proses yang saya sedang alami sekarang.

Tak terasa sudah lima bulan lamanya saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dengan segala suka dukanya. Sebuah pengalaman yang luar biasa bagi saya boleh diberikan kesempatan untuk berproses mengikuti program ini. Di sini, saya mendapatkan banyak materi dan pengalaman serta bimbingan. Saya belajar menggunakan LMS Moodle dengan peran sebagai Peserta tentunya. Dengan didampingi oleh fasilitator di sesi kolaborasi, dan sesi elaborasi bersama Instruktur, saya berproses. Sampai hari ini, saya sudah mempelajari paket modul ke-2 dari 3 paket modul yang ada. Direncanakan, program ini akan berakhir pada bulan Juli 2023 nanti.

REVIEW MODUL PROGRAM PENDIDIKAN  GURU PENGGERAK

Paket Modul 1  - Paradigma dan Visi Guru Penggerak

Pada modul ini terdiri dari empat modul mulai dari 1.1 sampai 1.4. Modul 1.1 berjudul Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara, Modul 1.2: Nilai dan Peran Guru Penggerak, Modul 1.3: Visi Guru Penggerak, dan Modul 1.4 berjudul Budaya Positif.

Pada modul 1.1, saya diajak untuk merefleksikan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan, di mana mendidik dan mengjara merupaka sebuah proses memanusiakan manusia sehingga harus memerdekakan manusia secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. Sebagai pendidik harus dapat menuntun murid sesuai kodrat alam dan zamannya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Di modul ini juga ditegaskan bagaimana Pendidikan itu harus berpihak pada murid.

Modul 1.2, saya belajar mengeksplorasi konsep dan berkolaborasi tentang bagaimana nilai dan peran seorang guru penggerak dalam menumbuhkembangkan sekolah dan ekosistem pendidikan agar benar-benar berpihak pada murid. Ada lima nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak antara lain: (1) Berpihak pada murid, (2) Mandiri, (3) Kolaboratif, (4) Reflektif, dan (5) Inovatif. Sedangkan peran Guru Penggerak, diharapkan bisa mencapai lima hal yaitu (1) Menjadi pemimpin pembelajaran, (2) Menjadi coach bagi guru lain, (3) Mendorong kolaborasi (4) Mewujudkan kepemimpinan murid, dan (5) Menggerakkan komunitas praktisi.

Modul 1.3 mempelajari tentang Visi Guru Penggerak. Di sini saya mengeksplorasi dan berkolaborasi bagaimana lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid harus ditumbuhkan. Peserta membuat lukisan mimpi dan narasi visi mengenai murid dan sekolah di masa depan yang berpihak pada murid menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan (Cooperrider & Whitney, 2005).

Modul 1.4 merupakan bagian akhir dari paket modul 1. Dibandingkan dengan modul sebelumnya, modul ini yang paling banyak dari sisi konten yang harus dipelajari. Ada enam sub bab dalam modul ini, antara lain: (1) Disiplin dan Nilai-Nilai Kebajikan Universal, (2) Teori Motivasi, Hukuman, Penghargaan, dan Restitusi, (3) Keyakinan Kelas, (4) Kebutuhan Dasar Manusia, dan Dunia Berkualitas, (5) Restitusi - 5 Posisi Kontrol, dan (6) Segitiga Restitusi.

Paket Modul 2 - Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Murid

Paket modul ini terdiri dari tiga (3) sub bab, antara lain: (1) Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi, (2) Pembelajaran Sosial dan Emosional, dan (3) Coaching Untuk Supervisi Akademik.

Modul 2.1: Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Bagian 1 mempelajari beberapa miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana pentingnya mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

Modul 2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional

Bagian 2 mempelajari tentang pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Di sini dipelajari tentang 5 Kompetensi Sosial Emosional, yaitu: (1) Kesadaran Diri, (2) Manajemen Diri, (3) Kesadaran Sosial, (4) Keterampilan Berelasi, dan (5) Pengambilan Keputusan dan Bertanggungjawab. Saya juga mempelajari bagaimana menerapkan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, antara lain: (1) pengajaran eksplisit, (2) integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, (3) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan (4) penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.

Modul 2.3: Coaching Untuk Supervisi Akademik

Bagian terakhir pada paket modul ini, yang sekarang sedang berlangsung, mempelajari tentang tentang konsep-konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam konteks pendidikan serta bagaimana paradigma berfikir among. 

Coaching merupakan proses kolaborasi (antara coach dan coachee) yang berfokus pada solusi. Seorang coach menuntun coachee untuk menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Hubungan dalam proses coaching adalah kemitraan. Seorang coach hanya menghantarkan melalui mendengarkan aktif dan melontarkan pertanyaan. Coachee-lah yang membuat keputusan sendiri.

Beberapa inti materi pada bagian ini antara lain:

  • Paradigma berfikir coaching. Dalam hal ini ada empat (4) aspek, antara lain: (1) Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, (2) Bersikap terbuka dan rasa ingin tahu, (3) Memiliki kesadaran yang kuat, dan (4) Mampu melihat peluang baru dan masa depan.
  • 3 Prinsip Coaching, antara lain: (1) Kemitraan - Coaching membangun kemitraan dalam mengembangkan rekan sejawat  , (2) Proses Kreatif - Coaching yang memicu berfikir coachee untuk menghasilkan ide-ide baru (3) Memaksimalkan Potensi - Coaching diakhiri dengan pernyataan rencana aksi coachee untuk pengembangan diri.
  • Tiga (3)  kompetensi inti coaching, antara lain: (1) Keadiran Penuh, (2) Mendengarkan Aktif, dan (3) Mengajukan Pertanyaan Berbobot. 
  • Empat (4) Alur TIRTA dalam proses Coaching, antara lain: (1) Tujuan - Menyepakati topik pembicaraan, (2) Identifikasi - Menggali dan memetakan situasi dan fakta-fakta yang ada, (3) Rencana Aksi - Munculnya ide dalam rencana aksi pengembangan diri, dan (4) Tanggungjawab - Membuat komitmen atas apa yang dicapai untuk langkah selanjutnya.

Untuk lebih demontrasi pemahaman terhadap materi ini, kami diberikan untuk kerja kelompok untuk melakukan praktik coaching. Bersama rekan CGP lain dalam kelompok, saya berlatih melakukan coaching. Berkolaborasi dengan CGP lain bertukar peran sebagai coach, coachee, dan observer untuk melakukan coaching untuk supervisi akademik.  Pada tanggal 25 Maret 2023, bertempat di SMP Katolik Santa Maria Tulungagung, saya dan kelompok berdiskusi dan melakukan praktik coaching dan observasi coaching dalam rangka supervisi akademik. Hasil dari praktik ini akan kami unggah pada tagihan tugas Demonstrasi Kontekstual.

KONEKSI ANTAR MATERI

Materi pada bab 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik ini sangat erat hubungannya dengan materi-materi sebelumnya. 

Koneksi dengan materi pada paket satu (1) antara lain:

  • Dalam proses coaching, seorang coach/pendidik memposisikan dirinya sebagai penuntun coachee untuk menemukan potensi dirinya. Modul ini menjelaskan secara detail bagaimana seorang guru penggerak bisa menjadi coach bagi rekan sejawatnya dan juga senantiasa berkolaborasi dengan seluruh stake holder sekolah. 
  • Kegiatan coaching untuk supervisi akademik ini erat hubungannya dengan bagaimana terwujudnya visi guru penggerak dan sekolah untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. 
  • Materi pada bab ini erat hubungannya segitiga restitusi di mana coachee (klien/murid) dituntun guru sebagai coach untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Dalam proses coaching, guru memposisikan dirinya sebagai Manajer (teori kontrol) yang memotivasi murid untuk menemukan solusi dan menerapkannya secara bertanggungjawab.

Koneksi dengan materi pada paket dua (2) antara lain:

  • Proses coaching merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan murid yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Seorang guru harus mampu memfailitasi kebutuhan muridnya agar dapat berkembang dengan lebih baik.
  • Dalam proses coaching, diperlukan kompetensi sosial maupun emosional. Guru dituntut memiliki kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Demikian, semoga bermanfaat. Saya mengharapkan kritik dan saran membangun.

Salam Guru Penggerak: Tergerak - Bergerak - Menggerakkan

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun