Mohon tunggu...
Money

Pentingnya Manajemen Diri dan Keimanan

18 Desember 2016   18:41 Diperbarui: 18 Desember 2016   19:00 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

SUMBER DAYA MANUSIA (TENAGA KERJA)PENTINGNYA MANAJEMEN DIRI DAN KEIMANANعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَبْدُ إِذَا نَصَحَ سَيِّدَهُ وَأَحْسَنَ عِبَادَةَ رَبِّهِ كَانَ لَهُ أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ (رَوَاهُ الْبُخَاِرى)[1]

Artinya : “Dari Ibnu 'Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Seorang hamba jika menasehati tuannya dan menjadi lebih baik ibadahnya pada Tuhannya maka baginya mendapat dua pahala". (HR. Bukhari).

Mufradat :

عَنْ = Dari
سَيِّدَهُ = Tuannya
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا = Ibnu 'Umar RA
وَأَحْسَنَ = Dan menjadi lebih baik
أَنَّ = Bahwa
عِبَادَةَ= Ibadanya
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ = Rasulullah SAW
رَبِّهِ = Pada Tuhannya
lقَالَ = Bersabda
كَانَ = Maka
الْعَبْدُ = Seorang Hamba
لَهُ = Baginya
إِذَا = Jika
أَجْرُهُ = Pahala
نَصَحَ = Menasehati
مَرَّتَيْنِ = Dua pahala

Dari hadist di atas bahwa seorang hamba jika menasehati tuannya dan menjadi lebih baik ibadahnya pada Tuhannya maka baginya mendapat dua pahala mengandung dua makna, yaitu:

Pertama, dalam hadist di atas dijelaskan bahwa ada seorang hamba yang menasehati tuannya. Dari kutipan tersebut jelas bahwasanya tidak ada sekat antara seorang hamba dan tuan dalam hal kebaikan. Karena pada dasarnya, semua orang dimuka bumi ini sama, yang membedakan hanya-lah tingkat keimanan semata. Sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah SWT,

Yang artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ayat diatas menyerukan untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Siapa saja harus berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairat), selama kebaikan tersebut masih berada dalam koridor keislaman dan tidak melanggar syariah islam. Baik seruan dari seorang hamba ke tuannya, dari seruan anak ke orang tuanya, yang jelas tidak ada sekat pemisah dalam menyerukan dan mengajak kepada kebaikan.

Kedua, dalam hadist di atas dijelaskan akan mendapatkan dua pahala. Seseorang yang berilmu akan mendapatkan pahala apabila mengamalkan ilmu tersebut dalam kehidupannya. Dan seseorang yang berilmu tersebut mau  membagikan ilmunya kepada orang lain dengan rasa ikhlas hati tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Seseorang yang sudah berilmu maka orang tersebut tergolong orang yang berkualitas. Namun untuk menjadi orang yang berkualitas tentu bukan hal mudah. Banyak hal yang harus dilewati dan harus dilawan untuk menjadi yang berkualitas. Maka dari itu dalam konteks manajemen diri sangat diperlukan. Ada beberapa point yang harus dilaksanakan dalam manajemen diri :

  • Planing : kita sebagai manusia harus selalu merencanakan semua aktifitas yang akan dilakukan. Jadi kita harus memiliki jadwal pribadi atas segala aktifitas. Tanamkan prinsip tiada hari tanpa planing, baik planing jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian, segala sesuatu apa yang akan kita lakukan akan lebih teratur dan rapi. Dan kalaupun ada sesuatu yang akan terjadi secara tiba-tiba, hal itu sudah bisa diantisipasi sebelumnya.
  • Organizing : proses dimana kita akan menggambarkan impian (planing) kita dimasa depan dalam sebuah tulisan yang akan terbentuk struktur. Dengan adanya gambaran, kita akan memiliki titik acuan target yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Maka, bukan menjadi hal yang mustahil apabila kesuksesan telah menunggu kita.
  • Directing : aplikasikan semua yang ada dalam planing dan oraganizing kedalam bentuk aksi nyata. Karena dengan cara beraksi-lah, kita akan menjalani proses menuju apa yang kita planing. Sebab, apa arti planing dan oranizing tanpa ada aksi nyata.
  • Controling : ini proses dimana kita akan memastikan apakah dalam melakukan manajemen diri telah maksimal atau belum. Ketika sudah maksimal, tinggal memikirkan bagaimana caranya mempertahankannya. Namun, apabila yang kita lakukan belum maksimal, kita harus selalu mengevaluasi apa penyebab ketidakmaksimalan itu dan terus membenahi hal tersebut. Karena pada dasarnya, mempertahankan itu lebih susah dari pada mendapatkan.

Namun dari semua manajemen diri ada yang lebih utama sebagai dasar manusia hidup manusia di dunia ini, IMAN! Dalam al-quran telah jelas diterangkan dalam surah Al-Ashri : 1-3, yaitu :

Yang artinya : 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Dari potongan ayat ke 3 Amanu wa Amilussholihat jelas bahwasanya yang disebut pertama yaitu amanu atau beriman, lalu yang kedua barulah amilussholihat atau beramal sholih. Jadi setiap orang dalam islam wajib hukumnya untuk beriman. Hal itu dikarenakan iman merupakan pondasi utama setiap manusia untuk melakukan sesuatu. Ketika orang melakukan sesuatu tanpa adanya keimanan maka yang akan didapat adalah apa yang dia inginkan tanpa adanya barakah dari Allah. Namun berbeda dengan orang beriman yang hendak melakukan sesuatu, yang akan ia dapatkan adalah apa yang ia inginkan dan barakah dari Allah. Melakukan sesuatu dengan iman itulah yang disebut dengan amal sholeh.

Jadi jika kita bisa kaitakan dengan kondisi Indonesia saat ini. Negara yang di anugerahi kekayaan alam yang begitu melimpah ruah, namun masih terdengar kata masyarakat kurang sejahterah, maka jawabannya sangat sederhana. Kebanyakan orang-orang yang ada di Pemerintahan itu tidak beriman. Karena ketika semua orang yang ada di Pemerintahan itu beriman, segala sesuatu yang mereka lakukan akan selalu mengandung Barakah Allah dan menjadi amal sholeh. Ketika sudah menjadi amal sholeh, maka tidak akan ada pikiran untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Mereka akan selalu menganggap kursi atau jabatan yang mereka sekarang duduki adalah sebuah amanah besar yang diberikan oleh masyarakat agar taraf hidup masyarakat lebih baik. Namun kenyataannya, masih saja terdengar kata masyarakat kurang sejahtera.

Dengan 2 hal yang telah dipaparkan di atas, yaitu manajemen diri dan keimanan. Maka inshaallah hidup yang akan kita jalani kedepan akan lancar dan diberkahi Allah SWT. Dan apa yang kita cita-citakan akan mudah kita dapatkan, baik dalam jangka waktu dekat maupun pendek. Dan yang jelas, jika manajemen diri diikuti dengan keimanan, maka setiap kita melakukan sesuatu akan berguna didua alam, dunia dan akhirat.

Waallahua’lam bii Shawab...


[1] Riwayat Bukhari, hadits ke 2360.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun