Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

(Humor) Andai Saya Timses ASI

4 Oktober 2016   17:25 Diperbarui: 4 Oktober 2016   17:38 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebenarnya saya pendukung Petahana tapi sayang Ahok sepertinya tidak butuh Timses. Wong dia rela tidak kampanye asal boleh tidak ambil cuti kok. Belum lagi ternyata bokek dia, masa makan bersama saja disuruh bayar Rp 50 juta. Edan! Ya sudahlah, saya banting setir jadi Timses AHY aje. Lho kenapa AHY?

Setidaknya ada dua sebab saya memilih ASI.

1. Roy Suryo is hopeless

Belum apa-apa ketua timses AHY, Roy Suryo sudah membuat blunder, bukannya promosikan AHY eh malah komen podium Jokowi saat upacara peringatan kesaktian Pancasila. Celakanya doikagak cek dulu sama Dimas Kanjeng Google. Ternyata dari dulu ya podiumnya seperti itu, termasuk di jaman Bapake AHY (tepok jidat tiga kali).

2. Saya tahu betul strategi paling tepat buat AHY

Untuk mengetahui strategi paling tepat buat AHY anda tentu harus mengetahui pangsa pasar AHY. Berikut potential marketnya

a. Korban Mak Idah

Mak Idah itu saudara sepupu Mak Erot. Mereka sama-sama dukun dengan jualan yang mirip-mirip. Mak Erot jualan lemang , Mak Idah jualan ayat. Lho katanya mirip, wong jualannya saja beda kok. Eits, tunggu dulu, lemang boleh beda dengan ayat, tapi esensi jualanya sama yakti ketakutan. Lemang buat yang takut tidak bisa memuaskan pasangan, ayat untuk yang takut masuk neraka. Dalam ilmu marketing jualan ketakutan itu paling laku. Tas dan parfum dari Italy lakunya sama orang yang takut di bilang gak gaul atau takut gak masuk pergaulan tingkat sosialita. Sekolah dan bimbingan belajar jualannya kepada orang tua yang takut masa depan anaknya kalah bersaing. Intinya buat korban dukun Mak Idah, lebih baik pilih kambing dibedakin daripada masuk neraka bukan?

b. Korban Kebijakan Petahana

Siapa mereka? Belum tahu? Sudah Cek di T*k*pedia belum? Korbannya Buanyak, Buaaaanyak. Mulai dari PNS pemalas, RT/RW gaptek. Pembegal APBD. Mafia Kuburan, Mafia Rusun, LSM pro banjir, pro kemiskinan, penerima dana hibah gak jelas dan masih banyak lagi yang periuk nasinya pecah. Buat mereka memang lebih baik DKI dipimpin kambing daripada Ahok.Setidak nya kambing lebih gampang disetir dan dikibulin bukan?

Jumlah kedua kelompok diatas ada berapa? Tadinya saya pikir gak seberapa tapi setelah kejadian Dimas Kanjeng, kepercayaan diri saya turun drastis, ternyata mereka lebih banyak yang saya kira. Berbekal 2 kelompok diatas, maka sebenarnya tanpa melakukan apa-apa otomatis suara kedua golongan tersebut sudah ditangan.

Prinsip You do it best, when you do nothing at all.

Anda melakukan yang terbaik ketika anda tidak melakukan apa-apa. Lihat Ahmad Dhani, Lihat Yusril, Lihat Haji Lulung, Lihat Wanita Emas. Mereka melakukan lawak politik dimana-mana sampai ketingkat ngemis ke partai-partai supaya dijadikan cagub/cawagub hasilnya apa? Nihil! Nol Besar. AHY mendapatkan apa yang didambakan Ahmad Dhani dan Yusril dengan TIDAK melakukan apa-apa.

Tapi jangan salah paham, timsesnya ya tetap harus kerja-kerja-kerja dong. Cuma kerjanya mudah tinggal memoles betapa ganteng dan berprestasi AHY. Betapa besarnya pengorbanan beliau meninggalkan karier cemerlang di TNI demi rakyat Jakarta. Dengan beberapa tetes airmata ala Don’t cry for me DKI Jakarta. Dan jangan lupa tetap promosikan betapa cantik istrinya. Lho kok istri? Iya bagi budaya Indonesia kemampuan mendapatkan istri cakep juga merupakan prestasi kan? Lagi pula coba anda perhatikan cerita-cerita dongeng. Yang namanya putri dan pangeran itu pasti cakep dan ganteng. Di dunia nyata? Ada Charles & lady Di (walau berakhir tragis), ada William & Kate. Ini kerajaan lho.

Belum percaya juga sama saya? Mari saya tunjukan dengan data. Coba bandingkan hasil survey berikut ini (sumber:survey PoliticaWave.com yang dikutip dari: Kompas.com)

Ada 146.460 percakapan tentang Basuki-Djarot yang dihitung sejak 23 September 2016 hingga hari ini.

Net sentimentBasuki-Djarot sebesar 7.078 merupakan percakapan positif. Sementara itu, percakapan terbanyak kedua adalah tentang Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi) dengan jumlah 62.584 percakapan.

Namun, net sentiment untuk Anies-Sandi sendiri justru hanya 2.981 percakapan positif, jauh di bawah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan perolehan net sentiment 6.207 percakapan positif.

Lihat yang saya bold, ASI yang tidak melakukan apa-apa memperoleh net sentiment 6,207 hanya selisih sedikit dengan Petahana yang 7.078. Bandingkan ASU yang colek sana-sini eh malah Cuma dapat 2.981. Dengan fakta ini saya menutup bagian pertama artikel ini.

Bagian Kedua ini sepenuhnya FIksi jadi gak usah terlalu serius, please)

Malam itu pemimpin dinasti berkumpul di Puri bersama petinggi koalisinya. semua setuju petahana sudah habis, end, pasti kalah, siapapun yang diajukan pasti akan menang. Dengan sukaria masing-masing mengajukan calon yang paling bisa mempermalukan petahana, muncul nama-nama Badut Seni dan Badut Politk, Namun semua itu kurang greget. Sampai salah satu petinggi tiba-tiba ingat sama Masinton dan Kambing Dibedakinnya. Semua setuju dan menelpon Masinton untuk membawa kambing ke Puri untuk dideklarasikan malam itu. 

Singkat cerita Masinton tergopoh-gopoh dengan kambing yang dibedakin asal-asalan memasuki Puri. Dengan semangat semua petinggi memeriksa kambing yang di bawa Masinton apakah itu benar kambing yang terkenal itu. Saat salah seorang petinggi memeriksa sampai kebagian torpedo kombing tiba-tiba ia berteriak, "Astagaaaa.....!" "Ada apa sih bikin kaget aja" seru petinggi lainnya."Kambingnya belum disunat!" Tiba-tiba ruangan Puri hening. "Baiklah," kata sang pemimpin, "saya akan telpon anak saya."

And the rest is history...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun