Seiring bertambahnya usia, anak akan semakin banyak dikenalkan dengan berbagai keterampilan motorik, agar tumbuh kembangnya pesat dan sesuai dengan standar kesehatan. Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh, seperti kepala, bibir, lidah, tangan, kaki, dan jemari. Nah, salah satu keterampilan motorik yang harus dipelajari anak adalah menulis. Menulis merupakan salah satu kemampuan motorik halus, yang perlu dikuasai oleh anak. Selain itu, menulis juga dapat menjadi media bagi anak untuk menyalurkan emosi, serta ekspresi mereka terhadap perasaannya. Menurut Juliati, dalam Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUDNI, ia menyatakan bahwa kemampuan dasar menulis pada anak harus dikembangkan, sebelum anak dapat menulis dengan benar.
Menulis bisa diajarkan kepada anak sejak usia dini, seiring dengan anak mempelajari kemampuan-kemampuan lainnya seperti membaca dan berhitung. Namun, menurut beberapa orang tua, kemampuan menulis ini bisa jadi merupakan kemampuan yang paling susah diajarkan kepada anak. Karena ketika belajar menulis, anak bukan diminta untuk mencorat-coret dengan asal di kertas, melainkan harus sesuai dengan pola huruf atau angka yang diajarkan. Hal ini tentu menjadi PR tersendiri bagi para orang tua, baik ketika di rumah maupun ketika memilihkan pendidikan anak.Â
![20221121-091019-637c2e844addee486b6dc893.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2022/11/22/20221121-091019-637c2e844addee486b6dc893.jpg?t=o&v=770)
1. Sediakan Tempat yang Nyaman untuk Anak Latihan Menulis
Sebelum mengajari anak menulis, pastikan tempat yang digunakan mudah dan nyaman untuk digunakan, seperti halnya kursi dan     meja harus menyesuaikan tubuh anak dan juga harus stabil. Dengan demikian akan memungkinkan tulisan anak menjadi rapi.
2. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan
Di samping menyediakan tempat dan fasilitas yang nyaman, jangan lupa untuk mengajari anak menulis dengan cara yang             menyenangkan yaitu " Bermain Sambil Belajar ", misalnya sambil bernyanyi atau bermain, menggunakan buku-buku bergambar     dan berwarna-warni, dan bisa menggunakan video dan permainan edukasi
3. Ajari Anak Cara Memegang Pensil
Di era sekarang yang serba digital, anak lebih sering bermain menggunakan HP, laptop dan juga tablet sehingga anak lebih sering      mengetik dari pada menulis. Oleh karena itu, tidak heran jika kemampuan anak tidak terlatih dengan baik.
Meskipun mengetik juga menghasilkan tulisan, namun menulis dengan tangan juga sebaiknya dilatih dengan baik pada anak.          Sebab, ini akan berhubungan dengan kemampuan motoriknya, dan menurut jurnal Advance in Psychiatric Treatment, menulis        tangan ternyata bermanfaat bagi kesehatan tubuh anak secara keseluruhan.
Oleh karena itu, latihlah anak dalam hal kemampuan menggenggamnya lebih dulu sebelum mengajarinya menulis. Kegiatan atau      latihan yang bisa dilakukan orang tua sebagai latihan diantaranya, meremas-remas kertas, memanjat pohon, bermain plastisin,       dan lain sebagainya.
4. Berikan Pensil yang Lebih Pendek
Anak yang baru belajar cara memegang pensil, anak akan merasa kesulitan jika anak menggunakan pensil yang panjang. Dengan       demikian, orang tua sebaiknya memberikan anak pensil yang lebih pendek dari biasanya, sehingga lebih memudahkan anak cara       memegang dan menggunakannya disaat menulis.
Selain menggunakan pensil bisa menggunakan krayon, sehingga anak tidak merasa bosan karena krayon lebih ukurannya lebih        pendek dan juga berwarna.
5. Ajari Anak Menulis Dimana Saja
Orang tua mengajari anak menulis tidak harus di rumah dan juga di buku tulis, yaitu ketika anak diajak ke pantai anak bisa menulis    di pasir.
6. Menulis Bebas
Sebelum anak menulis huruf, sebaiknya anak diberikan kebebasan menulis bebas, yaitu orang tua tidak memaksa anak untuk          menulis sesuai yang diinginkan orang tua, Jadi jangan membatasi tulisan anak, tetapi anak diberikan kebebasan membuat              coretan-coretan sederhana atau membuat garis-garis sesuai dengan keinginannya.
7. Metode Trace The Dot dan Garis Putus
Metode ini bisa dilakukan orang tua dengan membuat pola titik-titik dari pensil. Setelah itu anak menebali atau menghubungkan      pola dan garis tipis-tipis atau garis-garis putus menjadi bentuk yang utuh. Dalam kegiatan ini, orang tua tidak harus menggunakan    huruf sebagai bahan ajar, namun bisa menggunakan gambar huruf, dan gambar-gambar hewan atau benda-benda sekitar.
Nah ketika anak menebali atau menghubungkan garis-garis dengan tidak lurus (miring) serta tidak rapi, maka orang tua harus        membenarkan dan mengajarkan secara perlahan  kepada anak untuk memperbaiki tulisannya.
8. Metode Menirukan
Metode ini bisa digunakan ketika anak belajar menggunakan puzzle huruf. Orang tua membuat kepingan huruf-huruf tunggal.         Anak   memilih salah satu huruf, kemudian menulis huruf dengan menirukannya pada buku tulis.
9. Menulis dengan Huruf TunggalÂ
Orang tua bisa mengajarkan anak menulis dengan menulis huruf tunggal terlebih dahulu. Mulai ajarkan anak untuk menulis huruf     vokal, yakni a,i,u,e,o. Selanjutnya, baru latih anak untuk menulis huruf konsonan atau bisa dikenalkan dengan huruf besar dan        huruf kecil secara bergantian. Namun, sewaktu-waktu juga bisa mencampur keduanya, baik huruf vokal atau konsonan, agar          kemampuan belajar anak bisa meningkat. Menulis huruf tunggal ini dapat melatih dengan konsisten, sehingga kemampuan           menulis anak bisa berkembang dengan baik.
10. Menulis dengan Suku Kata
Setelah anak-anak bisa menulis huruf tunggal, orang tua bisa mengajarkan suku kata. Mengajarkan beragam suku kata, seperti        ba, bi. bu, be, bo, sehingga dapat mempermudah anak belajar menulis. Selain itu, menulis suku kata sekaligus dapat membantu        anak belajar membaca.
11. Menulis Angka
Selain menulis huruf, anak juga diajarkan menulis angka. Menulis angka dimulai dari angka 0-9, kemudian dilanjutkan pada           angka setelahnya. Dengan demikian anak tidak merasa bosan dan tertekan karena yang ditulis anak hanya huruf saja.
12. Berikanlah Pujian dan Hadiah kepada Anak
Anak TK akan lebih semangat belajar menulis ketika orang tua memberikan imbalan khusus. Cobalah untuk memberikan hadiah       yang sederhana dan juga sesuai dengan kualitas tulisan anak. Semakin rapi tulisan anak maka semakin menarik pula hadiah yang      diberikan orang tua. Seperti makanan atau snack kesukaan si kecil, buku cerita bergambar, atau buku mewarnai. Boleh juga             memberikan anak mainan, tapi sebaiknya beri anak mainan yang bernilai edukasi, supaya anak bisa tetap bermain sambil belajar       hal baru.
Selain hadiah berupa benda, orang tua juga harus memberikan kalimat pujian Apresiasi yang berupa berupa kalimat-kalimat          pujian seperti "Bagus!", "Hebat sekali!", "Anak pintar!", dan lain sebagainya. Apresiasi seperti ini akan membuat anak senang        dan semangat untuk terus belajar.
13. Dampingi dengan Sabar
Guru ataupun Orang tua ketika mendampingi anak harus dengan penuh kesabaran. Jangan sampai terbawa emosi meskipun ketika     mengajari anak menulis, ada kalanya anak tiba-tiba merasa bosan, malas, rewel, dan menolak untuk belajar, apalagi ketika tulisan     anak tidak rapi. Sikapi dengan bijak dan sabar. Jika anak tiba-tiba rewel, Bunda dan Ayah bisa menghibur anak terlebih dahulu         sampai tenang, kemudian membujuknya perlahan-lahan hingga ia mau belajar kembali. Dan yang paling penting, guru dan orang     tua tidak boleh menuntut kesempurnaan tulisan kepada anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI