Mohon tunggu...
Muhammad Abror S
Muhammad Abror S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasantri Ma'had Aly PP An-Nur II "Al-Murtadlo", Malang

Sejak kecil bercita-cita menjadi sukses, tapi tidak pernah spesifik dalam bidang apa :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertemuan Dua Pendekar di Perang Khandaq

25 Maret 2024   08:56 Diperbarui: 26 Maret 2024   17:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di antara sejarah besar dalam Islam yang terjadi pada bulan Syawal adalah perang Khandaq. Yaitu peristiwa bersejarah yang terjadi pada tahun kelima Hijriah. Peristiwa Khandaq membuat umat Islam mendapatkan kedudukan lebih kuat dan strategis dalam konstalasi politik suku Arab.

Ada kisah yang termaktub dalam al-Bidayah wa al-Nihayah karangan Ibnu Katsir tentang pertarungan Sayyidina Ali dengan 'Amr bin Abdi Wud. 'Amr bin Abdi Wud adalah seorang pemimpin kavaleri suku Quraisy yang menentang kenabian Muhammad. Dia dikenal ahli dalam berkuda dan mengikuti beberapa pertempuran menghadapi kaum Muslimin. Dia juga memimpin pasukan Quraisy dalam perang Khandaq.

Saat pasukan yang lain tidak bisa melewati parit, dia dengan mudah melewatinya sambil menunggang kuda. Sampai di ujung parit 'Amr menantang pasukan muslim untuk berduel, "Siapa yang mau melawanku?" Sayyidina Ali berdiri hendak memenuhi tantangan tersebut seraya berkata, "Aku wahai Rasulullah saw.", tetapi dicegah oleh Rasulullah saw. "Dia adalah 'Amr. Duduklah!" Terang Rasulullah saw.

'Amr bin Abdi Wud berkata lagi, "Tidak adakah yang berani melawanku?" kemudian 'Amr bin Abdi Wud menyeru kepada Muslimin, "Ke mana orang yang mengira bahwa saat mereka terbunuh dalam medan laga akan masuk surga, apakah tidak ada yang bernai melawanku? Sayyidina Ali kembali berdiri dan meminta izin kepada Rasulullah saw, tetapi dicegah oleh beliau.

Mengetahui musuhnya diam membisu tanpa ada perlawanan 'Amr bin Abdi Wud merasa di atas angin. Dia menantang lagi sambil membacakan syair yang memprovokasi muslimin.

...

"Dengan suara serak aku sampaikan kepada pasukan (muslim) 'apakah ada pendekar pedang?'."

...

"Aku berdiri tegak saat para jagoan gemetar di tempat duel para pendekar pedang."

...

"Sebab itu aku masih tergesa-gesa (semangat) menghadapi peperangan (kemelut)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun