Pengertian PantunÂ
Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata "Pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
Pantun berasal dari akar kata "TUN" yang bermakna "baris" atau "deret". Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai "Panutun", oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019)
Di Jawa dan Sunda, pantun dikenal dengan istilah parikan. Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006). Pada umumnya pantun memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan.
Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).
Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.
Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun. Selain itu Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
Trik Mudah Membuat Pantun
Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu. Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua. Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Baris ketiga dan keempat disebut isi.
1 bait pantun terdiri atas empat baris. Lalu, satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata. Kemudian, satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata. Susunan kata yang berakhiran a-b-a-b
Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama, minimal dua huruf. Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk dagang.
Kaidah Pantun
Memotong rebung pokok kuini
Menanam talas akar saruntun
Mari bergabung di malam ini
Dalam kelas menulis pantun
- Pantun di atas terdiri dari empat baris
- Baris pertama terdiri dari empat kata, baris kedua terdiri dari empat kata, baris ketiga terdiri dari empat kata dan baris keempat terdiri dari empat kata.
- Baris pertama terdiri dari sepuluh suku kata, baris kedua terdiri dari sepuluh suku kata, baris ketiga terdiri dari sepuluh suku kata dan baris keempat terdiri dari sepuluh suku kata.
Macam Rima/persajakan dalam Pantun
1. Rima akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita
Bila diteliti lebih lanjut, indah dan  tertata Ini yang disebut Rima akhir. Hanya akhir baris yang sama bunyinya. Ini tingkatan pantun yang paling mudah. Lihat pantun di atas rima akhir-nya.
Bena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta
2. Rima Tengah dan Akhir
Contoh
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.
Lihat kata kedua dan kata terakhir. Baris pertama dan ketiga
Seja jar dan ba kung
Bela jar dan Du kung
Baris kedua dan keempat
Mene Pi dan e Lang
Mim Pi dan cemer lang
3. Rima Awal, Tengah dan Akhir
Contoh:
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
Â
4. Rima Lengkap
Contoh:
Bagai patah tak tumbuh lagi
Rebah sudah selasih di taman
Bagai sudah tak suluh lagi
Patah sudah kasih idaman
Jenis-jenis Pantun
Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain
1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.
Contoh :
Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping petai cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.
Pada umumnya pantun berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris. Contohnya
Kendal Kaliwungu,
Ajar kenal Karo aku.
2. Pantun jenaka : pantun yang berisi hal-hal lucu
Contoh :
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Perbedaan Pantun dengan yang Lainnya
Perbedaan pantun dan puisi.
Hal mendasar, Pantun terikat jumlah baris, sedangkan puisi jumlah barisnya bebas. Sedangkan sajak adalah puisi Melayu modern yang berbentuk bebas dan tidak terikat jumlah baris. Dalam membacakan pantun boleh saja diiringi musik. Sekarang ini banyak sekali event perlombaan dendang pantun.
Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.Â
Ini contoh syair yang sajaknya a-a-a-a
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
Kemudian, kalau gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.
Contoh gurindam :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Karmina, terdiri atas dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya. Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat.
Contoh :
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
Cara menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris.Â
Contoh pantun kilat:
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Pantun yang Tidak Harus DiajarkanÂ
Untuk kalimat 'masak air biar matang" itu sebagai ciri khas orang tersebut bahwa beliau akan menyampaikan pantun. Terkait pantun yang disampaikan sang artis, itu termasuk pantun jenaka namun bergeser ke arah pembulyan.
Sebaiknya pantun tersebut tidak kita ajarkan ke murid. Kembali lagi ke fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.
Contoh Pantun Merdeka Belajar
Membeli Kangkung di area pasar
Buah nangka dari Pak Gilang
Mari dukung Merdeka Belajar
Semoga Indonesia jadi Gemilang
Pantun Menjadi Buku
Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?
Seperti yang sudah dilakukan oleh Pak Miftahul Hadi, S.Pd. bahwa buku solo pantun milik beliau itu berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman.
***
Sumber: Materi disampaikan oleh Bpk. Miftahul Hadi, S.Pd yang dimoderatori oleh Bpk. Dail Ma'ruf, M.Pd. pada group WA KBMN-28Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H