"Ayah, yuk jalan-jalan!" KatanyaÂ
"Jalan-jalan kemana?" Aku balik tanya
"Cari angin ayah!"Â
"Ha-ha-ha!" Ku tertawa terbahak-bahakÂ
Di tengah jalan aku berfikir sejenak ingin membeli AC, "Tapi gimana bilang bapak kos. Biayanya pasti tambah. Padahal bayar kos tiap bulan aja sering terlambat." Pikirku. Kuurungkan niatku untuk membeli AC.
Saat pulang cari angin, Hafizah sangat mengantuk dan minta dikipasin. Tak ada kipas, kardus bekas kotak Snack pun jadi untuk mengipasinya. Awalnya yang ngipasi mamanya, tapi selanjutnya bergantian Nenek nya. Aku tidur di bawah bersama Om Rafi yang sore itu mengantar Hafizah ke Surabaya.
"Ya Allah, mudahkanlah rezeki kami. Agar kami punya tempat tinggal yang luas, nyaman untuk keluarga kami." Doaku setelah berdoa sebelum tidur.Â
***
Di tengah malam yang terang purnama, kucoba keluar kos untuk melepas panas dan keringat. Kupandangi langit malam, bintang-bintang bertaburan, cahaya bulan menembus sukma. Angin sepoi-sepoi berhembus menerpaku, dan segera kunikmati dengan indah. Hanya beberapa menit, keringat pada tubuhku hilang entah kemana.
Tak lama, pintu kos terbuka. Istriku mendekatiku dan berkata. "Kok belum tidur?"Â
"Sudah tadi, ini baru bangun!"