Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Segitiga

16 November 2022   10:02 Diperbarui: 16 November 2022   10:34 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/diolah dengan canva.com

Kupandang sebelah sana Dea memakai gaun yang indah, dan memakai kerudung yang setara dengan warna baju dan bibirnya, merah meranum.

"Astaghfirullah Al adzim." Seketika itu ku menundukkan pandangan. Dea tersenyum kemudian ibunya menepuk pundaknya. 

"Dea, apakah kamu sudah memutuskan jawaban

Beberapa menit kemudian mbak Clarissa datang sendirian, disusul teman-teman bersama Irine tiba-tiba datang. Namun ruang tamuku hanya cukup beberapa orang. Aku ambil terpal di kamar belakang, kemudian melewati Dea dan Ibunya.

"Ngampunten, amit nggeh!" Kataku sopan

"Dea, dibantu dunk Mas Radit!" Pinta Ibunya. 

Kami mbeber terpal di depan kos bersama Dea, Irine datang menghampiri dan membantu kami. Kami memegang ujung-ujung terpal namun kurang satu di sisi Irene, datanglah mbak Clarissa membantu kami. 

Pemandangan yang indah, Aku masih menjaga pandanganku. Aku melirik disisi kiriku ada Dea yang sedang membantu, di depanku ada Irene dan Clarissa. Setelah terpal terbeber rapi, Aku mempersilahkan teman-teman kelasku untuk duduk di depan kos. Aku dan Dea kembali ke ruang tamu sementara Irena dan Clarissa duduk bersama dengan teman sekelasku.

Ada yang aneh pandangan mereka, menuju diriku bersama Dea masuk ke rumah. Wajah ayu Irine mulai sinis, dan Clarissa menemani Mas Kris yang sedang merokok di samping rumah.

Aku bersama Ibuku, Pak Anam, Pak Haji dan istrinya masih di kamar tamu. Mereka menikmati air zam-zam dari tanah suci. Sementara Dea izin kepada ibuku menuju ke kamar mandi.

"Oh ternyata Ust. Anam ini teman ibunya Radit!" Sapa pak Haji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun