Kemudian Aku dan Amar kembali ke kamar khusus
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam pada siang, itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang menggunakan akalnya." Kataku dalam hati.
Dari ayat di atas, Allah menciptakan langit dan bumi serta pergantian malam pada siang bumi tetap berputar pada porosnya. Seandainya si Kebaya Merah akan sadar bahwa hidup di dunia ini seperti bumi yang berputar, kadang kita berada di atas (mempunyai kekayaan yang melimpah) dan kadang kita berada di bawah (saat tidak mempunyai apa-apa, jatuh miskin) tetap berputar pada porosnya (yaitu berpegang teguh pada iman dan aturan agama).
Bumi, bulan dan planet-planet lainnya berputar pada porosnya. Selalu bergerak dan melawan badai alam. Matahari yang bersinar akan memberi kehangatan dan kehidupan. Sinarnya akan memberi keteduhan pada sinar bulan dan bintang-bintang. Semua tak lepas dari Kuasa-Nya, Sang Maha Pencipta.
"Marilah si Kebaya Merah kita jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan  bahwa dalam keadaan apapun kita berusaha untuk Istiqomah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya." Kataku pada AmarÂ
"Semoga di hotel ini tidak viral seperti Si Kebaya Merah. Yang namanya hotel pasti ada yang gituan, tapi tidak ketahuan" Jawab Amar
"Ya janganlah prasangka buruk tentang hotel ini!" Aku menyelak. "Ayo kerja-kerja!"Â
Di hall para tamu masih menikmati kebersamaan. Di rasa cukup aman, Aku menuju ruang khusus. Amar menghilang dari hadapanku ternyata ikut nimbrung sama orang-orang.
***
Diperjalan pulang TV di warung-warung jalan, saya jumpai Si Kebaya Merah masih tranding. Setiap kali ada berita, Si Kebaya Merah dimunculkan.
"Ini TV memberi informasi agar manusia dapat meninggalkan hal serupa atau sebaliknya mengajak kemaksiatan dan foya." Pikirku