Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berguru pada Sunan Kalijaga

11 November 2022   07:56 Diperbarui: 11 November 2022   22:42 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berguru pada Sunan Kalijaga

Oleh: M. Abd. Rahim

***

Setelah salat duhur, aku kembali Haal hotel. Aku standby dan berjaga listrik padam atau konslet pada soundsystem yang digunakan acara siang itu. Aku duduk di tempat khusus, kemudian Amar bersembahyang.

Setelah beberapa hari magang aku mempelajari banyak hal, ilmu yang aku pelajari di sekolah lumayan memberiku kemudahan. Ini juga tidak lepas dari pertolongan Allah, dan ibu yang selalu mendoakanku.

Pertama kali datang di hotel, Aku dan Amar diperkenalkan dan ditunjukkan beberapa hal penting pada hotel, diantaranya ruang Trafo, ruang Ganset, ruang ciller, kava, coding tower. Aku juga dikenalkan cheklis utility, check suhu AC, Hokler Shower, dan lain-lain. Dari beberapa itu aku lebih sering ditugaskan check suhu AC, Hokler Shower, dan ngecek sekaligus perbaikan CCTV.

"Bagaimana mas Kris, apa sudah bertemu dengan pak Manajer?" Tanyaku ketika Mas Kris lewat di depanku.

"Oya, sudah Dit,"

"Terus bagaimana?"

"Pak manajer bilang, untuk anak yang magang diizinkan pulang sore. Tapi untuk pegawai tetap pulang sesuai peraturan."

"Alhamdulillah, hari ini berarti Aku bisa pulang sore dunk!"

Aku segera hubungi pak Sugi bahwa nanti malam Aku bisa datang kerja.

Setelah WA pak Sugi, aku membuka chat misterius yang kemarin belum kubalas.

"Sinten nggih Niki?"

Belum lama aku pegang HP pihak hotel mengetuk pintu dan mendatangiku.

Aku segera menyimpan HPku dan berkata.

"Apa yang harus kubantu Mbak?, Apa ada yang harus diperbaiki?" Tanyaku

Aku tetap bersikap tenang dan mengunci kesalahanku. Karena sebenarnya tidak boleh membawa HP di saat bertugas.

"Apa kau sendirian, ke mana temanmu?" Tanya mbak Clarisa, salah satu resepsionis hotel

"Di musholla, salat duhur mbak!" Aku memandangnya, dia mengangguk dan mendekatiku.

"Oya minta nomor WA-mu, Dit!"

 Sebelum kujawab, Amar sudah di ambang pintu. Clarisa keluar dari ruang khusus

"Cie yang lagi berbunga-bunga," Ledek Amar

"Maksud loh apa?"

"Sepertinya dia menyukaimu Dit"

Haaaaa

"Kalau saya yang didekati, aku akan tindak lanjuti!" Amar berfikir parno

"Sama dia harus kuat iman, ia cantik menggoda. Tapi kalau sudah kerja di hotel meski hati-hati. Kuatir terjadi seperti halnya kasus kebaya merah seperti berita kemarin yang lagi viral."Aku nyengir 

"Mar, tahukan Sunan Kalijaga dengan ciptaan lagu lir-ilirnya. Sesuai cerita Pak Alif, ajaran Sunan Kalijaga yang dikemas lagu "Lir ilir" itu sangat memberi manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Yang kurang lebih artinya seperti ini, 

"Kita sebagai anak manusia yang menggembala hidup, harus menjaga nafsu dan pikiran agar tetap suci."

Amar hafal lagu yang berbahasa Jawa itu, namun kurang mengerti isinya. Amar dulu sebelum masuk SMK, pernah mondok di KH. Basuni. Tapi putus di tengah jalan karena orang tuanya pindah kerja dan Karena suatu hal, Amar mau tidak mau juga harus pindah sekolah.

"Mari kita bangun dari tidur dan lihatlah cahaya kebenaran, melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan tercela. Kita sejak lahir sudah diberi iman, dan kita sudah tumbuh dewasa, tumbuh subur. Lama-lama akan menjadi tua, maka iman kita harus kuat. Dan hari ke hari,  hidup kita semakin subur dan hijau, maka buatlah kesejukan disekitar kita."Aku melanjutkan cerita dari pak Alif 

Amar manggut-manggut dan berkata

"Aku sadar hidup ini penuh permainan dan cobaan; wanita, harta dan tahta. Saat kita mempunyai uang banyak kita harus meneguhkan iman, agar rezeki yang diberikan oleh Allah tidak disalahkan gunakan. Begitu juga saat tidak uang, iman kita harus lebih subur dan kuat. Agar tidak terjadi perzinahan, perselingkuhan dan maraknya bentuk-bentuk kemaksiatan."

Belum selesai cakap-cakap ada yang datang di depan pintu, "Mas Radit, mas Amar mari ikut saya" Teriak pak Manajer 

***

Surabaya, 11 November 2022

Naskah ke-10 Tantangan dari dokjay Menulis 30 hari di Kompasiana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun