Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghidupkan Sunah Nabi Bergaransi di Surga Nanti

9 Oktober 2022   11:11 Diperbarui: 9 Oktober 2022   12:32 8167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/ diolah dengan canva.com

Pada kesempatan ini saya izinkan menulis tentang "Menghidupkan Sunah Nabi Bergaransi Di Surga Nanti". Walaupun terlambat semoga memberi manfaat. 

Tema yang diangkat oleh Kompasiana, 07/10/2022 kemarin inginnya langsung menulis, karena kendala kerja. Malam kemarin ingin menyapa sahabat kompasiana, namun pulang kerja kondisi badan kurang fit. Badan terasa panas dingin, batuk pilek dan pusing. Saat perjalanan pulang, berbagai obat sudah dibeli oleh istri, namun efeknya hanya sementara dan kembali bersin-bersin dan hidung meler. 

Sampai rumah, Ibu mertua juga sudah memberi minuman anti biotik dan multivitamin namun demam masih meninggi. Sampai sore itu, Kaiknya Hafizah juga ngerokin dan mijetin saya, dan bisa itirahat sebentar mau maghrib demam kambuh lagi ditambah batuk berkali-kali. Di malam maulid Nabi terasa kurang hidup ini tak bisa beraktifitas seperti biasa memuji Tuhan dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. 

Undangan Maulid Nabi bersama KPK Korda Surabaya di Baitul Alim di Karangan IV, akhirnya izin tak bisa hadir. Kuputuskan ke Dokter Hasan, yang biasanya tak mau disuntik malam itu saya minta disuntik berniat agar segera sembuh dan pulang dari dokter membawa obat seperti biasanya. 

Baca juga: Malam Maulid Nabi

Alhamdulillah setelah maghrib, lima obat kuteguk satu persatu seluruh tubuh kututupi sarung sampai kepala. Tak terasa keringatku memabasahi bantal dan sarung yang kukenakan. Alhamdulillah, bangun untuk melaksanakan salat isak, demam sudah hilang dan badan terasa ada kebaikan namun belum sempurna, masih batuk dan kepala agak sedikit pusing. Begitu juga sampai pagi ini saat kumenulis tulisan ini.

***

Kanjeng Nabi Muhammad pernah bersabda "Man Ahya Sunnati Faqod Ahabbani, Faqod Ahabbani Kana Ma'i Filjannah." yang kurang lebih artinya " Barang siapa menghidupkan sunnahku, maka dia benar-benar cinta kepadaku, jika benar-benar mencintaku maka ia akan bersamaku di surga."

Dari hadis di atas maka kita memperoleh perintah untuk menghidupkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW. Maka dalam tulisan ini sedikt dari beberapa sunah Nabi. Perlu diketahui bahwa Sunah Nabi terbagi menjadi tiga, yaitu sunah Qouliyah, Fi'liyah dan Takririyah. 

Sunah Qoiliyah yaitu perintah atau suri tauladan nabi berdasarkan ucapan dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Sunah Fikliyah yaitu perintah atau suri tauladan dari sumber perbuatan kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan Sunah dari Takriryahnya kanjeng Nabi yaitu diamnya atau ketetapan Kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai sumber dasar suri tauladan Nabi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Malam Maulid

Menurut KBBI sunah adalah aturan agama yang didasarkan atas segala apa yang dinukilkan dari nabi Muhammad saw, baik ucapan, perbuatan dan ketetapan maupun kebiasaan yang tak pernah ditinggalkannya. Dalam pelaksanaannya sunah berarti perbuatan yang apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa.

Baca juga: Bersahabat Waktu

Sunah Qouliyah (Ucapan Nabi)

Perintah atau suri tauladan nabi berdasarkan ucapan dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Contoh dari sunah Qouliyah atau ucapan/perkataan dari Nabi yaitu; "Haqul muslimi 'ala almuslimi sittun"  yang artinya hak muslim dengan muslim lainnya itu ada enam

  • Waidza laqoituhi fasallim 'alaih, yaitu ketika bertemu dengan sahabat, tetangga kita mengucapkan salam. Tidak perduli dimanapun berada, jika dirumah biasakan dengan berjabat tangan kepada orang tua sebelum berangkat sekolah maupun kerja. Dengan siapapun kita biasakan berjabat tangan dan mengucapakan salam, dan di manapun di sekolah dengan bapak/ibu guru, di tempat kerja mengucapkan dengan atasan dan rekan kerja, di kampus dengan teman dan para dosen begitu juga saat kita nongkrong bersama teman.
  • Waidza da'aka fa'ajib 'alaih, yaitu ketika kita dimintai undangan kita wajib datang. Keculai kalau kita sakit yang mendera, hujan lebat dan lain-lain boleh diwakili. 
  • Waidza Istansahaka Fansahhu, yaitu ketika kita dimintai nasihat maka nasihatilah teman kita agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang tidak diridai Allah. Mari kita nasihati semampu kita, agar teman kita tidak melakukan suatu hal yang tidak kita inginkan. Seperti melakukan tindak kekerasan, ataupun melakukan bunuh diri.
  • Waidza 'Atosa Fahamidallahu Fasammithu, yaitu ketika bersin saling mendoakan. Ketika bersin membaca alhamdulillah kemudian dijawah yarhamukallah, kemudian dijawab lagi yang bersin dengang berdo'a wayuslih balakum". Seperti bersin hal kecil inilah diperhatikan oleh Rasulullah, agar tidak tergerus oleh zaman. Mari bersin yang saling mendokan, jangan sampai bersin mengucapkan dengan hal-hal atau ucapan yang kotor.
  • Widza Maridha Fa'udhu' yaitu ketika teman kita, tetangga sakit kita menjenguknya. Jikalau sudah bertemu dengan teman yang sakit kita do'akan agar lekas sembuh dan meberikan kedamaian, kesejukan kepada keluarganya
  • Waidza Mata Fattabi' Janazatahu, yaitu ketika teman kita, tetangga kita meninggal dunia, kita berusah untuk bertakziah dan mengantarkannya sampai ke liang lahat.

Sunah Fikliyah (Perbuatan Nabi)

Perintah atau suri tauladan dari sumber perbuatan kanjeng Nabi Muhammad SAW. Contoh sederhana seperti kita memasuki masjid, kanjeng Nabi memerintahkan kaki kanan lebih dulu, saat mengenakan pakaian juga memakai tangan kanan lebih dulu. Dan ketika keluar masjid kaki kiri yang lebih dulu kita keluarkan, begitu juga saat mengenakan pakaian kaki dan tangan kiri lebih dulu pakain kita lepas. Banyak contoh lain seperti cara nabi berwudu, cara nabi salat dan berpuasa dll.

Sunah Takririyah (Diamnya Nabi)

Diamnya atau ketetapan sebagai sumber dasar suri tauladan Nabi, contoh ketika Nabi dijamu Dhab seperti Biawak oleh sahabatnya, maka nabi diam tidak memakannya. Diamnya Nabi berarti boleh, maka makanan tersebut halal dimakan.

Dari ketiga sunah nabi di atas yang lebih banyak kita contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah Sunah Qouliyah (Perkataan) dan sunah Fikliyah (Perbuatan) dari kanjeng Nabi Muhammad Saw. Mari kita laksanakan apa yang dilakukan nabi, karena itulah bukti cinta kita kepada Nabi. Semoga dengan cinta dan bersholawat kepada nabi kita di surga nanti bisa bersama Nabi Muhammad saw. Allahumma Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun