Lagi dan lagi, Chelsea memecat pelatihnya. Saya rasa, kejadian ini sudah menjadi tradisi bagi klub seperti Chelsea yang serba instan dan tidak percaya proses. Lalu berlanjut dan akan terus berulang kali, karena siklus Chelsea dari dulu memang seperti itu.
Pecat, ganti pelatih, juara, underperform, pecat, ganti pelatih, gituu aja teruss.
Tampaknya Chelsea dibangun atas dasar kediktatoran manajemen, tidak mempunyai filosofi permainan yang pakem seperti Man Citynya Pep Guardiola, Liverpoolnya Jurgen Klopp dan Arsenalnya Mikel Arteta yang sedang naik daun. Lah wong pelatihnya saja setiap musim dipecat jeh. Tetapi dibalik keserakahan itu, hasilnya positif memuaskan. Sebaliknya, apabila permainan Chelsea kembali flop, akan memulai siklus dari awal lagi.
Terlepas dari itu semua, saya sebagai fans layar kaca, mengucapkan terimakasih kepada Thomas Tuchel dan berhak mendapat tempat dalam sejarah Chelsea FC setelah memenangakan berbagai piala bergengsi. Dan berharap semoga karir kepelatihan selanjutnya kembali bersinar dan berjaya di klub barunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H