Liga Premier Inggris baru enam pekan berjalan, sudah ada dua nama pelatih yang dipecat, yaitu Scoot Parker pelatih Bornemouth yang dipecat usai menelan kekalahan atas Liverpool dengan skor telak 9-0. Padahal pelatih tersebut baru saja mengantarkan klubnya kembali promosi ke kasta liga paling atas di negeri tiga singa tersebut.
Dan yang terbaru, tersiar kabar bahwa Thomas Tuchel dipecat dari kursi kepelatihan Chelsea. Pernyataan resmi telah diumumkan oleh akun resmi Chelsea FC pada hari Rabu (7/9) setelah menelan kekalahan saat bertandang ke Dinamo Zagreb di ajang Liga Champions. Tuchel menjadi daftar pelatih pertama yang dipecat di era Todd Boehly. Pemecatan pelatih ini seolah-olah menjadi trend yang terus berlanjut setelah era Roman Abramovich.
Sebagai fans Chelsea, mendengar kabar tersebut sangat shock, pasalnya kabar tersebut tiba-tiba mendadak dan dalam akhir-akhir ini tidak ada rumor pemecatan dengan cepat. Meskipun tagar #TuchelOut sudah banyak berterbaran di linimasa media sosial.
Pada awal musim ini, setiap Chelsea bertanding hasilnya selalu kurang impresif. Padahal Chelsea sudah menggelontarkan total anggaran sebanyak 250 juta pounds atau setara 4 triliun lebih dalam bursa tranfer pada musim panas ini. Bayangkan 4 T lur, untuk membeli pemain, tetapi bagaimana hasilnya? Ancur, flopp, dan kurang memuaskan.
Dana yang dikeluarkan sangat fantastis, bahkan menjadi klub paling boros di bursa transfer musim panas kali ini, tetapi hasilnya buruk. Wajar saja, jika sang pemilik baru menginginkan hasil yang positif dan maksimal. Maka dari itu, salah satu solusi yang terbaik bagi petinggi manajemen adalah memecat pelatihnya.
Sebelum menjadi pelatih Chelsea, Tuchel telah melatih diberbagai klub raksasa Eropa, seperti Dortmund dan Paris Saint-Germain. Ia ditunjuk oleh Roman Abramovich untuk menahkodai klub asal London barat tersebut, menggantikan Frank Lampard yang sebelumnya dipecat juga.
Kedatangan Tuchel memberi harapan bagi pemilik klub dan fans dengan membawa segudang pengalamannya untuk melatih klub kebanggaan The Blues, julukan Chelsea. Dan itu semua dibuktikan dengan meraih tiga juara langsung dimusim pertamanya, yakni piala Champions Eropa, piala super Eropa dan piala dunia antar klub. Berkat Tuchel, lengkap sudah koleksi major trofi Chelsea FC di level klub.
Namun, baru satu musim melatih, ujian dan cobaan datang ketika Chelsea terancam tidak bisa melanjutkan liga Inggris pada musim lalu. Disebabkan pemilik Chelsea waktu itu, Roman Abramovich mempunyai hubungan erat dengan presiden Rusia, Vladimir Putin. Seperti diketahui, Chelsea ikut terkena imbas perang ketika terjadi konflik antara Rusia dengan Ukraina.
Hingga pada akhirnya, Tuchel terus memberikan semangat dan memotivasi para pemainnya agar selalu fokus pada diri dan menjaga sikap mentalitas yang benar sebagai pesepakbola profesional. Ia memilih tidak pergi meninggalkan Chelsea dikala situasi klub yang mendadak bergejolak dan tetap memberi arahan kepada para pemainnya.
Memasuki musim keduanya, Chelseanya Tuchel dalam mengarungi liga Inggris belum menunjukkan tajinya sebagai klub papan atas. Padahal banyak pemain yang mendarat ke Stamford Bridge, seperti Raheem Sterling, Kalidou Koulibaly, Marc Cucurella, Wesley Fofana, dan Pierre-Emerick Aubameyang, dan ada juga pemain wonderkid yang merapat, seperti Gabriel Slonina dan Carney Chukwuemeka.
Namun, kehadiran pemain baru tersebut belum mampu mendogkrak performa Chelsea. Terbukti di pekan keenam awal liga Inggris, Chelsea hanya memperoleh 10 poin, terpaut 5 poin dari pemuncak klasemen sementara. Alhasil, dengan rentetan hasil buruk tesebut membuat manajemen Chelsea FC untuk memutuskan memecat Thomas Tuchel. Disisi lain, pemilik baru ingin melihat klubnya meraih hasil yang positif usai belanja besar-besaran dan itu gagal diperlihatkan oleh Tuchel.