Dalam korespondensi, dikenal bermacam-macam jenis surat. Setiap jenis surat memiliki struktur dan bahasa sendiri yang berbeda-beda, disesuaikan dengan audiens (penerima pesan) dan maksud / kepentingan penulisannya.Â
Dari adanya kategorisasi/klasifikasi surat, kemudian berkembang kebiasaan yang pada tahap lanjut menjadi etika. Dari etika itulah disusun aturan-aturan formalnya sehingga kemudian menjadi ilmu tersendiri.Â
Dengan adanya pemahaman tersebut, maka muncul istilah surat yang baik dan surat yang kurang baik. Definisi surat yang baik, secara sederhana adalah surat yang isinya atau maksudnya mudah dipahami oleh penerimanya.Â
Sebagaimana halnya keterampilan manusia yang lain, yang secara kodrati diperoleh melalui latihan, menulis (surat yang baik) membutuhkan keterampilan khusus, yang hanya diperoleh melalui latihan yang terus menerus.Â
Di sinilah alasan utama mengapa aku ingin menyampaikan pada anakku untuk bersurat, alias menuliskan apa yang ingin disampaikan pada ayah dan ibunya, atau apapùn yang ingin sekedar dicurahkan dari hati dan perasaannya ketika sedang jauh dari keluarga, melalui surat.Â
Meskipun ada jenis tulisan tersendiri untuk mencurahkan pikiran dan perasaan, yang disebut "diary", namun tak kusarankan padanya untuk saat ini.Â
Di usianya yang masih pra remaja, keterikatan dengan orang tua masih begitu kuat, aku tak ingin  dengan serta merta melepaskan keterikatannya. Biarlah dengan diwakili secarik kertas, kami berdua, ayah dan ibunya, hadir di setiap kerinduannya.Â
Aku yakin, waktu akan mendewasakannya sejalan dengan pengalaman yang diperolehnya di sana. Ada saatnya nanti dia bisa memilah masalahnya, mana yang harus disimpannya sendiri di dalam diary, dan mana yang perlu disampaikan pada orang tua dan keluarganya.Â
Yang terpenting, sambil belajar ilmu agama di pondok, dan ilmu umum di madrasah, aku masih bisa melatihnya berliterasi sastra, melalui korespondensi  sebagaimana yang diinginkannya, untuk menumbuhkan bakat dan kemampuannya yang masih terpendam.
Klimbungan, 202407011519
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H