Mohon tunggu...
MA Darmawan
MA Darmawan Mohon Tunggu... profesional -

Pembaca setia kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Paska Bencana Merapi: Kali Gendol 2 Bulan Kemudian......

7 Januari 2011   08:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:52 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di tengah jembatan kali Gendol ini aku memotret jalan ke arah Gadingan. Aku tidak menyangka bahwa di atas jembatan ini mengalir lava pijar yang dapat meluluhlantakkan kehidupan. Subhanallah, ampuni hamba-Mu yang sombong ini Tuhan

Ketika pulang ke Yogyakarta, aku sempatkan menengok pamanku yang rumahnya di dusun Cawisan, Argomulyo, Cangkringan. Ia tinggal sekitar satu kilometer dari jembatan Gendol yang menghubungkan dusun Bronggang dengan Gadingan yang terkena awan panas Wedhus Gembel. Setelah sampai disana, diriku tertegun sejenak melihat situasi sedemikian berbeda dengan beberapa bulan sebelum malam 4 November kelabu. Aku lihat banyak sekali kendaraan roda empat maupun roda dua yang berjejer di tepi jalan hanya untuk melihat kondisi lingkungan wilayah itu. Beberapa bulan sebelum peristiwa 4 November 2010, kali Gendol masih nampak hijau dan asri dengan hawa sejuk lereng gunungnya. Namun dua bulan setelah 4 November, situasi menjadi berubah. Timbunan lahar setinggi lima meteran, masih terasa hawa hangat diantara semilirnya angin lereng gunung, banyak sekali pengunjung hanya melihat-lihat dan beberapa korban erupsi yang berasal dari dusun tersebut ada yang duduk termangu dengan mata menerawang. Dapat dibandingkan kondisi kali Gendol pada bulan Desember 2009 dengan kali Gendol pada tanggal 1 Januari 2011.

Kali Gendol upstream pada medio bulan Januari 2009. Nampak hijau nan asri.

Foto pada medio bulan Januari 2009 diambil dari tengah jembatan kali Gendol yang menghubungkan dusun Bronggang Suruh dengan dusun Gadingan. Nampak perbedaannya dengan kondisi 1 Januari 2010 dengan obyek yang sama, yaitu tanggul penahan lahar sekitar 100 meter dari kali Gendol.

Kali Gendol upstream paska erupsi, diambil dari tengah jembatan kali Gendol yang menghubungkan Bronggang dan Gadingan
Kali Gendol upstream paska erupsi, diambil dari tengah jembatan kali Gendol yang menghubungkan Bronggang dan Gadingan
Kali Gendol upstream paska erupsi, diambil dari tengah jembatan kali Gendol yang menghubungkan Bronggang dan Gadingan

Demikian pula downstream dalam jepretan medio Desember 2009 nampak hijau nan asri.

Kali Gendol downstream pra erupsi medio Desember 2009, diambil dari tengah jembatan yang menghubungkan Broonggang dan Gadingan
Kali Gendol downstream pra erupsi medio Desember 2009, diambil dari tengah jembatan yang menghubungkan Broonggang dan Gadingan
Kali Gendol downstream pra erupsi medio Desember 2009, diambil dari tengah jembatan yang menghubungkan Broonggang dan Gadingan

Sebaliknya, Kali Gendol downstream paska erupsi nampak gersang.

Kali Gendol downstream paska erupsi, diambil dari atas tumpukan lahar yang telah mendingin
Kali Gendol downstream paska erupsi, diambil dari atas tumpukan lahar yang telah mendingin
Kali Gendol downstream paska erupsi, diambil dari atas tumpukan lahar yang telah mendingin

Sedangkan jembatan yang menghubungkan antara Bronggang-Gadingan antara sebelum dan sesudah erupsi berbeda penampakannya. Bahkan terdapat batu sebesar gajah.

Di tengah jembatan kali Gendol ini aku memotret jalan ke arah Gadingan. Aku tidak menyangka bahwa di atas jembatan ini mengalir lava pijar yang dapat meluluhlantakkan kehidupan. Subhanallah, ampuni hamba-Mu yang sombong ini Tuhan
Di tengah jembatan kali Gendol ini aku memotret jalan ke arah Gadingan. Aku tidak menyangka bahwa di atas jembatan ini mengalir lava pijar yang dapat meluluhlantakkan kehidupan. Subhanallah, ampuni hamba-Mu yang sombong ini Tuhan
Di tengah jembatan kali Gendol ini aku memotret jalan ke arah Gadingan. Aku tidak menyangka bahwa di atas jembatan ini mengalir lava pijar yang dapat meluluhlantakkan kehidupan. Subhanallah, ampuni hamba-Mu yang sombong ini Tuhan

Luluh lantak hanya karena sedikit saja kuasa-Mu Tuhan.....Subhanallah
Luluh lantak hanya karena sedikit saja kuasa-Mu Tuhan.....Subhanallah
Luluh lantak hanya karena sedikit saja kuasa-Mu Tuhan.....Subhanallah

Bagaimanakah kondisi masyarakat disekitar Kali Gendol ? Sebagaimana segala sesuatu berpasangan, dalam bencana inipun banyak sekali yang berduka, namun disanapun terdapat kesempatan-kesempatan yang lain. Disana-sini nampak penjual makanan dan minuman yang datang dari wilayah sekitar, namun ada beberapa korban letusan Merapi yang duduk termangu sembari di depannya terdapat kardus untuk menaruh sumbangan berupa uang. Ketika seorang wartawan bertanya, ia bercerita sambil meneteskan air mata, "keenam cucu saya semuanya jadi korban, mereka baru berada di rumah seberang kali, sedangkan saya berada di sisi sini" (sambil menunjuk ke arah dusun Bronggang). Ia menyeka air matanya.

Ramainya kawasan ini, sebuah fenomena wisata bencana di lereng Merapi
Ramainya kawasan ini, sebuah fenomena wisata bencana di lereng Merapi
Ramainya kawasan ini, sebuah fenomena wisata bencana di lereng Merapi

Seorang kakek termangu menatap seberang kali, katanya cucunya meninggal dalam peristiwa itu. Entah benar tidak kata-katanya, namun dari tetesan airmatanya, mudah-mudahan cucunya diterima di sisi-Nya.
Seorang kakek termangu menatap seberang kali, katanya cucunya meninggal dalam peristiwa itu. Entah benar tidak kata-katanya, namun dari tetesan airmatanya, mudah-mudahan cucunya diterima di sisi-Nya.
Seorang kakek termangu menatap seberang kali, katanya cucunya meninggal dalam peristiwa itu. Entah benar tidak kata-katanya, namun dari tetesan airmatanya, mudah-mudahan cucunya diterima di sisi-Nya.

Ya Tuhan,  Ya Allah, ampunilah dosa-dosa yang meninggal, kuatkanlah yang ditinggalkan. Bronggang-Gadingan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta MA Darmawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun