Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikhtiar Menuju Malang Kota Kreatif Dunia 2025

20 Mei 2024   13:12 Diperbarui: 10 Juni 2024   12:16 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah tentu itu menjadi tantangan yang tidak mudah untuk dipecahkan, bukan? Melalui dialog kecil dan penulisan buku hasil kolaborasi Bolang-ACPM, setidaknya ada usaha awal untuk mendokumentasikan pelaku seni yang hidup di Kota Malang dan terpetakan kompetensi mereka. 

Malang sudah punya MCC (Malang Crative Center) dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ke depan, berharap muncul pasar-pasar seni, galeri-galeri seni, dan pusat penyedia peralatan seni yang mendukung ekosistem kota kreatif. 

Sudah saatnya pemerintah, perguruan tinggi, pengusaha, komunitas-komunitas, dan media saling bersinergi untuk mewujudkan Malang sebagai kota kreatif dunia pada tahun 2025. 

Sekedar usul, alangkah strategisnya jika di pojok kawasan wisata heritage Kayu Tangan didirikan pusat galeri seni lukis yang menarik. Produk-produk seni lukis aliran realis, naturalis, dan kontempoter dipajang di sana. 

Demikian halnya dengan lukisan tempat-tempat wisata Malang yang mempesona dapat dipajang di galeri-galeri yang tersedia. Festival-festival seni rutin digelar. Dialog-dialog kreatif difasilitasi. 

Kiranya, Kota Malang akan semakin berkembang dan memiliki nilai tambah setelah memperoleh predikat Kota Terbaik I Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tingkat Nasional dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 2024. 

Tentu saja, kegiatan-kegiatan kreatif itu diarahkan untuk mencapai apa yang disebut dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menuju kota kreatif dunia yang sejahtera dan ramah untuk semua. Bagaimana pendapat Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun