Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dari ICD ke Warung CakPer, Seseruan Bareng "Group Sepur"

16 Agustus 2018   21:26 Diperbarui: 17 Agustus 2018   02:35 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung Utama ICD 2018 di Luar Pendopo Taman Krida Budaya, Malang|Dok, Pribadi

"Bagaimana pandangan Anda tentang Malang dari perspektif sosiologi"?

"Saya tadi malam jalan-jalan ke alun-alun. Setiap ada alun-alun di kota-kota lain, pada umumnya terdapat banyak warung makanan di sekelilingnya. Di Malang tidak demikian, ini pasti ada faktor lain", jawab kompasianer senior itu cukup menarik.  

"Oh... ternyata orang-orang berkumpul di dekat kawasan perguruan tinggi, sekitar Soekarno Hatta. Wajar jika warung-warung makanan bertebaran di kawasan ini", dia berargumen. Lalu terjadilah diskusi kecil di antara kami, termasuk Cak Ferry Angga.

Ferry Angga, owner Warung Ayam Bawang CakPer|Dok. Pribadi
Ferry Angga, owner Warung Ayam Bawang CakPer|Dok. Pribadi
Kompasianer senior asal Jakarta itu berbagi pengalaman seputar layanan di sekitar stasiun kereta api, layanan bakso terkenal saat melayani pelanggan, dan ngobrol berbagai hal. Banyak pelajaran berharga yang saya petik dari obrolan ini.

******

Melihat potensi kuliner Malang, si owner menangkap peluang dengan mendirikan Warung Ayam Bawang Cak Per di Jl. Soekarno Hatta (Suhat), dekat jembatan Suhat dan kampus besar. Ya, karena di sini ada pasar potensial. Ada permintaan, ada penawaran. Jika bertemu, pasar tercipta.

Ayam Bawang CakPer Jl. Soekarno Hatta, Malang|Dok. Pribadi
Ayam Bawang CakPer Jl. Soekarno Hatta, Malang|Dok. Pribadi
Malang punya sekitar 60-an perguruan tinggi, lima di antaranya merupakan perguruan tinggi negeri. Jika dibuat rata-rata setiap perguruan tinggi punya 5.000 mahasiswa saja, maka jumlahnya secara keseluruhan ada sekitar 300.000-an mahasiswa.

Cabang Ayam Bawang Cak Per di Kasin, Malang|Dok. Pribadi
Cabang Ayam Bawang Cak Per di Kasin, Malang|Dok. Pribadi
Ayama Bawang Cak Per Cabang Kasin, Malang|Dok. Pribadi
Ayama Bawang Cak Per Cabang Kasin, Malang|Dok. Pribadi
Ayama Bakar, Andalan Cak Per|Dok. Pribadi
Ayama Bakar, Andalan Cak Per|Dok. Pribadi
Perguruan tinggi besar, umumnya memiliki jumlah mahasiswa sekitar 20.000-an sampai 30.000-an. Belum lagi pada saat liburan, banyak wisatawan yang berkunjung ke Malang. Kawasan Dinoyo, Suhat, dan sekitarnya relatif macet hingga ke Batu. Pertanda orang-orang yang melintas dari dan ke Malang tinggi. Potensi pasar cukup menggiurkan, bukan?

Wajar jika para artis ternama di Indonesia mencoba membuka bisnis kuliner di kota pengusung slogan Beatiful Malang. Ada Struddle, Kue Lapis, Asik, Cokelat Klasik, dan lain-lain. Terbaru, warung Upnormal sudah masuk kota Malang. Persaingan menjadi tak terelakkan. Ada yang tumbuh pesat, ada yang sebaliknya.

*******

Nah, untuk dapat tetap eksis, warung CakPer sengaja memilih lokasi yang strategis, harga kompetitif, parkir luas, dan mengusung konsep prasmanan. Jalan Soekarno Hatta yang dipilihnya. Karenanya, warung ini sering dikenal dengan nama Warung CakPer Suhat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun