"Bagaimana pandangan Anda tentang Malang dari perspektif sosiologi"?
"Saya tadi malam jalan-jalan ke alun-alun. Setiap ada alun-alun di kota-kota lain, pada umumnya terdapat banyak warung makanan di sekelilingnya. Di Malang tidak demikian, ini pasti ada faktor lain", jawab kompasianer senior itu cukup menarik. Â
"Oh... ternyata orang-orang berkumpul di dekat kawasan perguruan tinggi, sekitar Soekarno Hatta. Wajar jika warung-warung makanan bertebaran di kawasan ini", dia berargumen. Lalu terjadilah diskusi kecil di antara kami, termasuk Cak Ferry Angga.
******
Melihat potensi kuliner Malang, si owner menangkap peluang dengan mendirikan Warung Ayam Bawang Cak Per di Jl. Soekarno Hatta (Suhat), dekat jembatan Suhat dan kampus besar. Ya, karena di sini ada pasar potensial. Ada permintaan, ada penawaran. Jika bertemu, pasar tercipta.
Wajar jika para artis ternama di Indonesia mencoba membuka bisnis kuliner di kota pengusung slogan Beatiful Malang. Ada Struddle, Kue Lapis, Asik, Cokelat Klasik, dan lain-lain. Terbaru, warung Upnormal sudah masuk kota Malang. Persaingan menjadi tak terelakkan. Ada yang tumbuh pesat, ada yang sebaliknya.
*******
Nah, untuk dapat tetap eksis, warung CakPer sengaja memilih lokasi yang strategis, harga kompetitif, parkir luas, dan mengusung konsep prasmanan. Jalan Soekarno Hatta yang dipilihnya. Karenanya, warung ini sering dikenal dengan nama Warung CakPer Suhat.