Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Kopi Ibrik Suguhan "Nakam Dulu" di Paru-parunya Kota Malang

26 April 2018   12:30 Diperbarui: 26 April 2018   17:17 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai dipanaskan di atas kompor dengan ukuran tertentu, kopi Ibrik siap saji disuguhkan bersama canting unik itu. Warnanya cokelat keemasan. Kopi canting ini saya tuang ke dalam cangkir keramik pelan-pelan, sedikit-demi sedikit. Saya minum pelan-pelan hingga seluruh saraf lidah merasakannya. Ahh... nikmat!

Tempat Kopi Ibrik|Dok. Pribadi
Tempat Kopi Ibrik|Dok. Pribadi
Saya suka ngopi, tapi kurang paham dunia perkopian. Bagi saya, rasa pahitnya sedang, kekentalannya cenderung medium ke atas, rasa asam tak begitu terasa. Cicipan pertama tanpa gula, rasanya cenderung strong, lalu saya tambahkan gula sedikit. Cicipi lagi... Mantaps!

Cara Membuat Kopi yang Nikmat

Kenikmatan Kopi Ibrik belum habis saya minum, saya diberi kesempatan lagi mencoba kopi V60. Usai kopi dilembutkan dengan mesin, bubuk kopinya diseduh dengan cara disaring menggunakan Paper Filter Hario V60. Kebetulan, saya mendapatkan kopi Arabica jenis Gayo Aceh. Kopi V60, rasanya benar-benar muncul, ada rasa asam-asam sedikit manis, cita rasanya lembut banget.

Proses Pembuatan Kopi Menggunakan Paper Filter Hario V60|Dok. Pribadi
Proses Pembuatan Kopi Menggunakan Paper Filter Hario V60|Dok. Pribadi
Untuk menghasilkan cita rasa yang optimal, berikut ini proses pembuatan minuman kopi menggunakan kertas filter Hario V60, seperti dijelaskan pengelola Nakam Dulu.

Pertama, panaskan air hingga masak dengan suhu maksimal 85 derajat Celsius. Jika terlalu panas, kopi seduh bisa gosong dan mempengaruhi rasa. Kedua, sediakan V60 di atas alat penyaringan. Basahi dahulu V60 berbentuk contong itu dengan air panas sebelum bubuk kopi disaring, jeda waktunya sekitar 20 detik.

Ketiga, air panas 85 derajat celsius itu dituangkan pelan-pelan dengan gerakan memutar, biar merata. Kira-kira lamanya 5 menit. Keempat, gunakan V60 yang sudah dibasahi itu sebagai penyaringnya, hanya sekali pakai. Sisa berupa ampas kopi dibuang bersama bekas V60 sebagai bungkusnya di tempat sampah. Terakhir, takaran minuman kopi adalah 100 ml/cup.

Kopi V60 Siap Dikonsumsi|Dok. Pribadi
Kopi V60 Siap Dikonsumsi|Dok. Pribadi
Penampakan secangkir Kopi V60|Dok. Pribadi
Penampakan secangkir Kopi V60|Dok. Pribadi
Menikmati kopi sembari menghirup udara segar dan tak lupa mensyukuri nikmatNya, membuat pikiran jadi fresh. Ide-ide segar seolah mudah mengalir di tempat-tempat bebas tekanan semacam ini. Konon, ikon bergambar segelas kopi hangat pada program Java itu, terinspirasi setelah pembuatnya meminum Java Coffee?

Perjalanan kopi itu rumit. 

Tapi, jika tiap kedai kopi ramai pelanggan, konsumen terpuaskan, petani kopi merasakan manfaatnya, dan permintaan-penawaran kopi terjaga, maka usaha menjadikan Malang sebagai Destinasi Wisata Ngopi di dunia bukan hal yang mustahil. Inilah esensi dari gerakan Malang Sejuta Kopi. Bagaimana pandangan Anda? Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun