Usai dipanaskan di atas kompor dengan ukuran tertentu, kopi Ibrik siap saji disuguhkan bersama canting unik itu. Warnanya cokelat keemasan. Kopi canting ini saya tuang ke dalam cangkir keramik pelan-pelan, sedikit-demi sedikit. Saya minum pelan-pelan hingga seluruh saraf lidah merasakannya. Ahh... nikmat!
Cara Membuat Kopi yang Nikmat
Kenikmatan Kopi Ibrik belum habis saya minum, saya diberi kesempatan lagi mencoba kopi V60. Usai kopi dilembutkan dengan mesin, bubuk kopinya diseduh dengan cara disaring menggunakan Paper Filter Hario V60. Kebetulan, saya mendapatkan kopi Arabica jenis Gayo Aceh. Kopi V60, rasanya benar-benar muncul, ada rasa asam-asam sedikit manis, cita rasanya lembut banget.
Pertama, panaskan air hingga masak dengan suhu maksimal 85 derajat Celsius. Jika terlalu panas, kopi seduh bisa gosong dan mempengaruhi rasa. Kedua, sediakan V60 di atas alat penyaringan. Basahi dahulu V60 berbentuk contong itu dengan air panas sebelum bubuk kopi disaring, jeda waktunya sekitar 20 detik.
Ketiga, air panas 85 derajat celsius itu dituangkan pelan-pelan dengan gerakan memutar, biar merata. Kira-kira lamanya 5 menit. Keempat, gunakan V60 yang sudah dibasahi itu sebagai penyaringnya, hanya sekali pakai. Sisa berupa ampas kopi dibuang bersama bekas V60 sebagai bungkusnya di tempat sampah. Terakhir, takaran minuman kopi adalah 100 ml/cup.
Perjalanan kopi itu rumit.Â
Tapi, jika tiap kedai kopi ramai pelanggan, konsumen terpuaskan, petani kopi merasakan manfaatnya, dan permintaan-penawaran kopi terjaga, maka usaha menjadikan Malang sebagai Destinasi Wisata Ngopi di dunia bukan hal yang mustahil. Inilah esensi dari gerakan Malang Sejuta Kopi. Bagaimana pandangan Anda? Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H