Ketiga, Kota Kuliner Ikan Haruan
Sementara di Banjarmasin, terutama di sepanjang jalan A. Yani sempati menikmati ikan bakar haruan di Rumah Makan (RM) H. Fauzan. Rasanya mantapppsss.... Hehe :) Tak hanya itu, di sepanjang jalan ini banyak penyedia warung khas menu itik aneka rasa.
Catatan Refleksi
Banjarmasin mem-branding dirinya sebagai kota "Seribu Sungai". Ini tentu relevan. Namun di sisi lain, jumlah sungai di Banjarmasin belakangan ini semakin berkurang. Pasalnya, banyak bangunan-bangunan baru yang menghambat lalu lintas perahu yang dahulu kala bisa melewati anak-anak sungai. Sungai-sungai kecil di sekitar perumahan penduduk, konon dahulunya sering digunakan sebagai sarana lalu lintas air hingga menuju ke tengah kota.
Hal itu dikuatkan oleh sang sopir rent car ketika mengantarkan saya saat itu. "Dulu, saya asalnya dari sini...". Sembari menunjukkan lokasinya, ia melanjutkan, "dari sini saya naik perahu, tetapi sekarang tak bisa, karena terhalang oleh bangunan baru, banyak jembatan penghalang..."
Wow... andai Banjarmasin yang kaya sungai bisa membangun kotanya di atas air seperti kota Venesia di Italia, alangkah jauh lebih cantiknya wajah kota Banjarmasin.
Apalagi setiap sungai yang dimilikinya selalu terjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Ini akan jadi mutu pembeda masyakarat Banjarmasin.
Btw, mudah-mudahan saya bisa kembali lagi untuk datang ke Banjarmasin suatu ketika. Karena pasar terapung, ikan gabus bakar, dan Sasirangan itu bikin merindu :)
G' Sign Hotel, Banjarmasin                                               Â
 29 November 2017