Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Penghuni Pondok Lansia Bercerita

13 Juni 2017   23:49 Diperbarui: 19 Juni 2017   06:15 5594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bolang Berbagi di Pondok Lansia Al Ishlah, Kota Malang/Dok. Pribadi

*****

Seiring dengan bertambahnya usia, umumnya lansia rentan terhadap beragam penyakit degenerative. Di antara mereka ada yang menderita hipertensi, stroke, diabetes, dan osteoporosis. Namun ada seorang yang tampak segar bugar. Mbah yang satu ini, sambil ngobrol menyodorkan sebuah album foto kepada kami. Foto-foto itu ditempelkan di sebuah buku resep masakan. Kreatif Mbah, salut!

Koleksi Foto Album Milik Seorang Lansia/Dok. Pribadi
Koleksi Foto Album Milik Seorang Lansia/Dok. Pribadi
Kami menjenguk mbah-mbah itu, berbagi, dan ngobrol tentang suka duka kehidupan. Kami “nggerumbul” di kamarnya. Kami mendengarkan kisah mereka. Ada kehangatan, keharuan, kerinduan, dan kelucuan saat ngobrol dengan mbah-mbah itu.

Mbah, sampun yuswo pinten (Mbah, sudah usia berapa?), tanyaku pada salah seorang lansia di kamarnya. “Aku lali, lali tenan, gak eruh piro yo umurku” (Saya lupa, sungguh lupa, tidak tahu berapa ya umur saya), jawabnya lugas sambil tertawa. 

Begitulah, seiring dengan bertambahnya usia manusia, fungsi-fungsi tubuhnya cenderung menurun, bukan? Ini juga gambaran kita.

Di balik kerutan wajahnya yang kian tampak jelas, sesekali senyum sumringah mengembang dari ujung bibirnya. Mereka cukup bersahabat. Tawa kecil pun keluar di sela-sela giginya yang sebagian besar sudah tanggal. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kamar, bersama 2-3 lansia yang sekamar dengannya. 

Komunitas Bolang saat berkunjung Pondok Lansia Al Ishlah/Dok. Pribadi
Komunitas Bolang saat berkunjung Pondok Lansia Al Ishlah/Dok. Pribadi
Mereka juga diajak berolahraga di luar ruangan, namun sebagian lansia tidak suka; terutama lansia yang sudah udzur, lebih suka berada di kamar. Lansia itu sesekali pergi ke luar ruangan saat pagi untuk "caring" (menghangatkan diri dari sinar mentari pagi), demikian tutur salah satu perawat. 

Mbah-mbah itu seolah pasrah menikmati hari tuanya di panti jompo, sambil sesekali berharap mereka dikunjungi oleh anggota keluarganya 1-2 dua kali dalam sebulan. Karena alasan sibuk atau tak mampu merawatnya di rumah, pihak keluarga lansia menitipkan mereka ke panti jompo. Hormat kami kepada mereka. Sekaligus trenyuh.

Cinderamata bertuliskan "Selamat Hari Ibu" ini terpajang di Kantor Pondok Lansia Al-Ishlah/Dok. Pribadi
Cinderamata bertuliskan "Selamat Hari Ibu" ini terpajang di Kantor Pondok Lansia Al-Ishlah/Dok. Pribadi
Kebayang, suatu saat nanti kami akan menghadapi hari tua. Semoga Pondok Lansia itu mampu memberikan pelayanan terbaik sehingga lansia dapat menikmati sisa-sisa akhir hidupnya dengan bermakna. Mereka butuh perhatian dan kasih sayang. Karena mereka adalah manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun