Timnas Indonesia yang dikira underdog, ternyata masih hidup. Sayap Garuda berhak dikepakkan ke angkasa menjemput tropi melawan pasukan Gajah Putih sekali lagi.
Menatap Asa: Antara Cinta dan Tuntutan!
Sehari usai pertandingan, skuad Merah Putih langsung terbang bersama pesawat Garuda Indonesia ke Thailand. Partai final AFF 2016 akan segera berlangsung malam nanti. Indonesia bertemu sekali lagi dengan tim terbaik Asia Tenggara.
Strategi, skill, mental, dukungan supporter, dan keberuntungan berbaur menjadi satu dalam setiap pertandingan. Apalagi, peluang kali ini tidak mudah. Meski Indonesia hanya butuh hasil seri untuk memenangkan pertandingan final, tentu Thailand tak akan merelakan begitu saja.
Bagi Thailand, hanya butuh hasil 1-0 melawan Indonesia untuk menjadi sang juara AFF untuk kelima kalinya. Karena itu, Thailand pasti akan berusaha mengambilnya.
Andaikan Indonesia harus kalah, tak mengapa jika kalah 2-3 dari Thailand. Skor itu akan mengantarkan Indonesia menjadi juara, karena punya selisih produktivitas gol di laga tandang.
Tinggal selangkah lagi Indonesia mengangkat tropi. Sebuah tropi Piala AFF 2016 yang belum pernah dirasakan oleh Indonesia selama mengikuti kompetisi AFF yang digulirkan sejak tahun 1996 dengan nama Piala Tiger. Semoga kutukan sebagai spesialis nomor dua itu segera berakhir.
Masyarakat Indonesia dan para supporter dengan “Garuda di Dadaku” terus mendukungnya. Bahkan pembuatan paspor dipermudah untuk keluarga pemain Timnas yang ikut pergi ke Bangkok, mengurusnya cukup 20 menit (Kompas.com, 16/12/2016). Tujuannya, agar mereka bisa ikut mendukung tim kesayangan Indonesia.
Ada cinta, tapi cinta yang menuntut. Tuntutannya cuma satu, juara. Menanglah dengan bijak. Bawalah tropi itu untuk masyarakat Indonesia yang lagi “kehausan cinta”.
Bahwa “cinta sejati tak harus memiliki, tapi memberi”, demikian kata pujangga cinta. Namun bagi pecinta“Garuda di Dadaku”, seolah hal itu tak berlaku. Entahlah, ini soal rasa nasionalisme. Para supporter rela berkorban, tapi pengorbanan sportif yang disertai tuntutan prestasi. Menang yang bijak, juara yang sportif!
Bagaimana Sebaiknya?