Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Menuju Juara AFF 2016: Cinta dan Tuntutan!

17 Desember 2016   12:12 Diperbarui: 17 Desember 2016   22:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piala AFF 2016/Sumber Foto: Kompas.com

Asa skuad Garuda mengangkat tropi Piala AFF 2016 untuk kali pertama sekaligus melawan “kutukan spesialis nomor dua” bakal terwujud, manakala berhasil mengatasi skuad Gajah Perang di stadion Rajamangala, Thailand, yang akan berlangsung pada Sabtu (17/12/2016).

Flash Back: Keberuntungan yangDiperjuangkan

Skuad Garuda dinilai banyak orang sebagai tim underdog di Piala AFF 2016. Apalagi posisinya berada di “group neraka”bersama Thailand, Singapura, Philipina, dan Indonesia.

Ketika melawan Vietnam kala itu, muncul istilah unik, Timnas Indonesia bak mendapat serangan "badai 7 hari 7 malam”. Namun dunia sepak bola ASEAN terhenyak, setelah tim Garuda bermain secara heroik dengan mengempaskan Vietnam di Pakansari (skor2-1) dan di My Dinh National Stadium, Hanoi (skor 2-2).

Saya tak memahami bagaimana instruksi Alfred Riedl (pelatih Indonesia). Saya juga tak tahu bagaimana ia mengarahkan para pemainnya yang seperti kehilangan jiwa. Mungkin Indonesia yang telah kita lihat adalah salah satu tim langka di dunia," kata NguyenThanh Vinh, mantan pelatih Vietnam, seperti kutip Liputan6.com dari Dantri.

Setelah melewati hadangan Vietnam, drama kontestasi bola masih berlanjut. Stadion Pakansari yang basah kembali menjadi saksi bagi 30.000 supporter yang menyaksikan langsung leg I semifinal antara Indonesia Vs Thailand (14/12/2016). 

Sayap-sayap Garuda polesan Alfred Riedl seolah “dipiting” oleh pasukan Gajah Perang besutan Kiatisuk Senamuang. Pasukan Garuda tak berkutik, apalagi setelah Andik Firmansyah ditarik keluar lapangan sejak menit ‘19 karena cidera hamstring.

Pasukan Gajah terus mengurung Tim Garuda hingga Teerasil Dangda berhasil menceploskan bola indah ke pojok gawang Kurnia Mega (menit ’33). Goool! Sepanjang babak pertama, Thailand nyaris mengontrol permainan.

Namun drama mengejutkan terjadi pada babak kedua. Stadion Pakansari bergemuruh pada menit ‘65. Aha… Kawin, si penjaga gawang Timnas Thailand, terkecoh sontekan keras Rizki Pora dari luar kotak penalti. Goool!

Lima menit berselang (’70), jala Kawin bergetar oleh kejutan sundulan Hansamu Yama. Skor 2-1 untuk skuad Garuda. Thailand mencoba menyerangnya bertubi-tubi, namun skor tak berubah hingga wasit asal Jepang, Lida Jumpei meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.

Stadion Pakansari kembali membawa keberuntungan bagi tim Merah Putih. “Keberuntungan yang diperjuangkan”, seperti kata Alfred Riedl yang nyaris terlihat tak pernah tersenyum itu.

Timnas Indonesia yang dikira underdog, ternyata masih hidup. Sayap Garuda berhak dikepakkan ke angkasa menjemput tropi melawan pasukan Gajah Putih sekali lagi.

Menatap Asa: Antara Cinta dan Tuntutan!

Sehari usai pertandingan, skuad Merah Putih langsung terbang bersama pesawat Garuda Indonesia ke Thailand. Partai final AFF 2016 akan segera berlangsung malam nanti. Indonesia bertemu sekali lagi dengan tim terbaik Asia Tenggara.

Strategi, skill, mental, dukungan supporter, dan keberuntungan berbaur menjadi satu dalam setiap pertandingan. Apalagi, peluang kali ini tidak mudah. Meski Indonesia hanya butuh hasil seri untuk memenangkan pertandingan final, tentu Thailand tak akan merelakan begitu saja.

Bagi Thailand, hanya butuh hasil 1-0 melawan Indonesia untuk menjadi sang juara AFF untuk kelima kalinya. Karena itu, Thailand pasti akan berusaha mengambilnya.

Andaikan Indonesia harus kalah, tak mengapa jika kalah 2-3 dari Thailand. Skor itu akan mengantarkan Indonesia menjadi juara, karena punya selisih produktivitas gol di laga tandang.

Tinggal selangkah lagi Indonesia mengangkat tropi. Sebuah tropi Piala AFF 2016 yang belum pernah dirasakan oleh Indonesia selama mengikuti kompetisi AFF yang digulirkan sejak tahun 1996 dengan nama Piala Tiger. Semoga kutukan sebagai spesialis nomor dua itu segera berakhir.

Masyarakat Indonesia dan para supporter dengan “Garuda di Dadaku” terus mendukungnya. Bahkan pembuatan paspor dipermudah untuk keluarga pemain Timnas yang ikut pergi ke Bangkok, mengurusnya cukup 20 menit (Kompas.com, 16/12/2016). Tujuannya, agar mereka bisa ikut mendukung tim kesayangan Indonesia.

Ada cinta, tapi cinta yang menuntut. Tuntutannya cuma satu, juara. Menanglah dengan bijak. Bawalah tropi itu untuk masyarakat Indonesia yang lagi “kehausan cinta”.

Bahwa “cinta sejati tak harus memiliki, tapi memberi”, demikian kata pujangga cinta. Namun bagi pecinta“Garuda di Dadaku”, seolah hal itu tak berlaku. Entahlah, ini soal rasa nasionalisme. Para supporter rela berkorban, tapi pengorbanan sportif yang disertai tuntutan prestasi. Menang yang bijak, juara yang sportif!

Bagaimana Sebaiknya?

Di mata penonton seperti saya, formasi apa pun yang dipilih pelatih, menyerang atau bahkan bertahan layaknya memarkir bus, yang lebih penting adalah bagaimana Boaz dkk bermain kompak dan bijak. 

Bermain bijak yang seperti apa? Hemat saya, yang paling penting adalah meminimalkan kesalahan sekecil apapun, dan memanfaatkan peluang sesempit apapun hingga detik-detik terakhir.

Para pemain cepat tanggap, berkumpul secepatnya saling melapisi saat bertahan dan tetap fokus. Hati-hati itu perlu, tapi tak perlu ragu-ragu seperti pada permainan sebelumnya. Demikian halnya ketika melakukan serangan balik tetap fokus dan saling melengkapi.

Ayo, Ayo, Ayo! Ini momen langka dan ini saat yang tepat. Cukup bermain bagus sekali lagi!

Saya yakin, Boaz Salossa dkk mampu membawa pulang tropi itu ke Indonesia. Bahkan Timnas Indonesia akan diarak jika berhasil memenangkan pertandingan yang tidak mudah itu. 

Semoga berhasil. Amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun