Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menikmati Kebon Rodjo, Paru-parunya Kota Malang

16 November 2016   15:07 Diperbarui: 16 November 2016   18:14 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area parkir di depan pintu masuk Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi

“Dimanapun Anda berada sekarang, selalu ada tempat unik dalam radius 10 km untuk Anda jadikan tempat liburan yang sederhana”. Kata-kata bijak itu kiranya cocok seperti yang kami alami saat menikmati rekreasi sebuah hutan kota berjuluk Kebon Rodjo. Mau tahu?

Kebon Rodjo atau cukup disebut Bon Rodjo, tak lain adalah Hutan Kota Malabar, salah satu paru-parunya kawasan kota Malang. Hutan tengah kota seluas 16.178 m2 itu, pada awalnya bernama Kebon Rodjo atau cukup disebut Bon Rodjo,karena kerap dimanfaatkan oleh anak-anak sekitar lokasi untuk bermain bola dan lempar lembing.

Pepohonan Cemara Angin yang tumbuh di hutan itu mengeluarkan bunyi “desis” saat diterpa angin. Menurut sejarahnya, lahan itu mulanya merupakan tanah kosong yang pada zaman Belanda dimanfaatkan untuk resapan air. Di dalamnya terdapat bangunan kolam yang disebut “Bozem”. Anak-anak kampung di sekitarnya, suka bermain di areal Bon Rodjo.

Seiring dengan perkembangan zaman, Bon Rodjo dilakukan konservasi dan diresmikan sebagai Hutan Kota Malabar oleh Walikota Malang, H. Mohammad Anton pada 4 April 2016 lalu. Selain untuk konservasi air, ruang terbuka hijau ini berfungsi pula sebagai paru-parunya kota, penyeimbangan lingkungan, tempat edukasi kesehatan dan rekreasi.

Pintu Masuk Menuju Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pintu Masuk Menuju Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Untuk mewujudkan ruang terbuka hijau, Pemkot Malang telah melalui polemik cukup lama antara PT. Amerta Indah Otsuka dengan aktivis peduli lingkungan yang menamakan diri Aliansi Peduli Hutan Kota Malabar. Beberapa kali para aktivis peduli lingkungan itu melakukan unjuk rasa menentang konsep dasar revitalisasi [1, 2, 3, 4].

Pada prinsipnya, mereka protes bukan tidak setuju pada revitalisasi, tetapi lebih pada desain optimalisasi fungsi hutan kota. Alih-alih melakukan “revitalisasi”, justeru yang dikhawatirkan mereka adalah tindakan “renovasi” yang malah berpotensi merubah fungsi-fungsi ekologis hutan menjadi lebih sekedar sebagai semacam Taman Kota.

Penasaran bagaimana kondisi Hutan Kota Malabar setelah 7 bulan diresmikan sekaligus untuk refreshing, kami sekeluarga mengunjungi lokasi itu pada hari Minggu lalu (13/11). Apa saja isi hutan itu?

Hutan Kota Malabar Pasca Diresmikan

Seperti namanya, Hutan Kota Malabar berada di Jalan Malabar, Kelurahan Oro Oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang. Hutan kota itu sebenarnya tidak begitu jauh dari rumah kami, yang hanya terpaut sekitar 5 km. Dari stasiun Kota Malang, jaraknya hanya sekitar 3,5 km - 5 km. Lokasinya berdekatan dengan kawasan Jalan Ijen Boulevard.

Meskipun saya sering melewati jalan Malabar, namun baru kali ini saya masuk ke dalam hutan tengah kota itu. Benar seperti kata-kata bijak di atas, bahwa “selalu ada tempat unik dalam radius 10 km untuk Anda jadikan tempat liburan yang sederhana”. Pasalnya, tempat itu free acces alias gratis, kecuali membayar beaya parkir sebesar Rp 2.000 - Rp 3.000, masing-masing untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

Area parkir di depan pintu masuk Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Area parkir di depan pintu masuk Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Minggu pagi pukul 09.00 Wib. Kami sekeluarga pergi mengunjungi Hutan Kota Malabar. Begitu sampai  di sana, kondisi masih belum begitu ramai. Ada belasan sepeda motor dan dua mobil parkir di pinggir Jalan Malabar, dekat pintu utama menuju tengah hutan. Tampak sekelompok anak-anak muda berfoto selfie, wellfie, groovy atau apalah namanya di depan pintu masuk itu dengan latar logo Otsuka dan Pemkot Malang.

Tempat Wellfie di depan Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Tempat Wellfie di depan Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pintu Masuk Hutan Kota Malabar Berlogo Otsuka dan Pemkot Malang/Dok. Pribadi
Pintu Masuk Hutan Kota Malabar Berlogo Otsuka dan Pemkot Malang/Dok. Pribadi
Begitu melewati pintu utama, di dalamnya terpampang jelas papan-papan informasi seperti denah lokasi, sejarah hutan kota, dan edukasi pentingnya hidup sehat. Misalnya ada papan bertuliskan,

Hutan Kota Malabar, yang dulunya dikenal dengan Kebon Rodjo atau Bon Rodjo/Dok. Pribadi
Hutan Kota Malabar, yang dulunya dikenal dengan Kebon Rodjo atau Bon Rodjo/Dok. Pribadi
Papan edukasi Ayo Mulai Hidup Sehat di Taman Hutan Malabar/Dok. Pribadi
Papan edukasi Ayo Mulai Hidup Sehat di Taman Hutan Malabar/Dok. Pribadi
“Ayo Mulai Hidup Sehat. Fakta bahwa berlari merupakan olahraga yang paling simpel. Berlari selama 30 menit, dapat membakar 391 kalori, mengurangi stress dan membuat bahagia”.

Untuk itu, disediakan jalur untuk lari-lari kecil mengitari area hutan dengan panjang lintasan 550 m.

Menurutku, jalur yang paling cantik adalah jalur lurus di tengah yang membelah kawasan Hutan Kota Malabar. Jalur ini membentang di antara area Plaza 1 hingga Reservoir. Di kiri kanan sepanjang jalur tengah ini, tumbuh pepohonan cemara yang menjulang tinggi.

Deretan Pohon Cemara di Kiri Kanan Jalur Tengah Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Deretan Pohon Cemara di Kiri Kanan Jalur Tengah Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Jalur di Bagian Pinggir Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Jalur di Bagian Pinggir Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Kami sempat berjalan berjalan hingga mendapati area yang dalam denah disebut Plaza 2. Di tempat ini, terdapat lingkaran besar dikelilingi aneka jenis pepohonan. Tampak anak-anak muda sedang melakukan aktivitas kelompok, entah apa yang mereka lakukan. Bendera warna warni bergelantungan di sepanjang benang yang ditambatkan di pepohonan area itu.

Area Lingkaran di Tengah Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Area Lingkaran di Tengah Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Hanya beberapa meter berikutnya dari Plaza 2, terdapat bangunan yang disebut KolamReservoir. Di dekatnya, tumbuh tanaman bambu. Mungkin kolam inilah yang pada zaman Belanda dulu disebut “Bozem”. Fungsi kolam reservoir seperti dijelaskan di papan kolam itu adalah untuk:

Kolam Reservoir di Tengah Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Kolam Reservoir di Tengah Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
  • Tempat penampungan air dan resapan air hujan,
  • Penampungan air dari daerah Oro Oro Dowo menuju kali Oro Oro Dowo
  • Tempat minum beberapa fauna hutan

Jika hendak ke sana, sebaiknya pada waktu pagi hari, karena segarnya alam Hutan Kota Malabar sedemikian berasa. Jalan-jalan pagi mengitarinya sekitar setengah jam saja, manfaatnya cukup berasa. Pengunjung dapat sepuas-puasnya menghirup oksigen segar alami produksi ruang terbuka hijau, salah satu paru parunya kawasan kota Malang.

Hutan kota ini dilengkapi pula dengan jalur khusus yang berisi bebatun kecil, berfungsi untuk kesehatan, semacam pijat refleksi untuk telapak kaki secara alami.

Jalur khusus dengan bebatuan kecil-kecil di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribai
Jalur khusus dengan bebatuan kecil-kecil di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribai
Akan lebih nyaman kiranya, jika pengunjung menggunakan sepatu kets atau sepatu olah raga yang ringan untuk jalan kaki atau lari-lari kecil di jalur yang mengitari lokasi hutan. Karena jalan yang harus dilaluinya, terbuat dari beton paving. Jalan paving itu berhiaskan pola setengah lingkaran yang saling bersingkuran secara berurutan. Lampu-lampu pun, dipasang di setiap tiang penyangganya menyesuaikan diri dengan jalan itu.

Sembari jalan-jalan mengitari areal hutan kota, saya amati pohon Dewandaru, Beringin, Matoa, Nangka, Palem Raja, Bambu, dan lain-lain. Pohon Trembesi dan Sengon, terlihat sebagai pohon yang paling besar di antara pepohonan yang ada.

Pohon Dewandari di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pohon Dewandari di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pohon Trembesi di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pohon Trembesi di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pohon Sengon di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Pohon Sengon di Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Menurut papan data yang terdapat di sana, terakhir tercatat bahwa bibit yang telah ditanam berjumlah sekitar 1.500 pohon. Sayang, pohon Asam Belanda perlu mendapatkan perhatian, sepertinya bibit pohon itu butuh disulam karena mau mati.

Pohon Asam Belanda/Dok. Pribadi
Pohon Asam Belanda/Dok. Pribadi
Tak terasa, kami mengitari area Hutan Kota Malabar dengan berjalan kaki selama sekira satu jam. Selanjutnya, kami harus segera keluar dari hutan kota untuk melanjutkan perjalanan kami berikutnya.

Eit, ternyata anak-anak masih sempat main-main di tempat parkiran sepeda onthel ini, sesaat sebelum mencari makanan di tempat lain dan balik ke rumah.

Asyik bermain di dekat area parkir sesaat menjelang pulang ke rumah/Dok. Pribadi
Asyik bermain di dekat area parkir sesaat menjelang pulang ke rumah/Dok. Pribadi
Memetik Hikmah Rekreasi

Ternyata, rekreasi itu memang tidak harus jauh. Rekreasi tidak harus di tempat istimewa dan berbeaya mahal. Rekreasi cukup bersama keluarga, sahabat atau orang-orang tercinta di tempat yang sederhana.

Depan Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Depan Hutan Kota Malabar/Dok. Pribadi
Sepanjang tempat itu memungkinkan untuk saling “berbagi kasih”, melepas senyum dan tawa, rasanya cukup ampuh untuk membangkitkan gairah baru di sela-sela rutinitas pekerjaan yang terkadang terasa membosankan. Rekreasi sederhana itu cukup membahagiakan.

Kami bersyukur, dapat melakukan hal-hal itu bersama keluarga di Hutan Kota Malabar, paru-paru kawasan perkotaan di jantungnya Kota Malang. Yuk sesekali waktu berkunjung ke sana. Bagaimana menurut Anda, asyik bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun