Salah satu Alat Mesin Pertanian (Alsinta) canggih yang menarik perhatian saya di ajang Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2016 adalah mesin tanam padi metode “Jajar Legowo”. Alsinta mirip traktor itu bernama Indojarwo Transplanter. Mesin ini mampu menggantikan 20 tenaga kerja penanam padi untuk setiap hektarnya, sehingga mampu menurunkan beaya tanam sekaligus mempercepat waktu tanam.
Sayang, kami tak sempat bertemu Tanaka asal Fukouka, Jepang, yang juga hadir di PPI 2016 (21/10) untuk melihat dari dekat perkembangan daya saing industri pertanian Indonesia. Pasalnya, saya dan Mas Selamet Hariadi serta kawan-kawan dari SMK Industri Al Kaffah baru sempat menghadiri PPI di puncak acaranya (23/10).
Saat menyaksikan Alsinta canggih itu, terpikir mengapa alumni sarjana -terutama sarjana pertanian- tidak tertarik “balik kampung” dan mengembangkan “agrikultur” atau “agribisnis” di desanya secara kreatif? Benarkah dunia pertanian itu sudah tak menarik lagi bagi mereka? Adakah yang salah dengan pengembangan dunia pertanian kita selama ini?
Padahal, kini sudah hadir teknologi caggih di bidang Alsinta. Salah satunya adalah mesin Indojarwo Transplanter yang ditampilkan di ajang PPI 2016 pada 20-23 Oktober lalu. Berikut saya sharing hasil kunjungan kami.
PPI 2016 berlangsung di Grand City Convention and Exhibition Hall, Surabaya. Saya hadir bersama Mas Selamet Hariadi dan kawan-kawan dari SMK Al Kaffah Malang pada Minggu (23/10). Sekolah kejuruan itu hadir untuk sharing pengalaman di panggung PPI 2016 bertajuk "Simulasi Free Energi SMK Al Kaaffah". Sekolah ini menampilkan teknologi Flywheel, terobosan baru penghasil listrik tanpa bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.
PPI 2016 menempati area seluas 4.441 m2, terdiri atas 1.397 m2 untuk area tematik Alsinta yang menampilkan 17 perusahaan. Sisanya, diisi dengan 53 booth, menampilkan 17 booth alat kesehatan dan laboratorium, 14 booth makanan dan minuman, 8 booth herbal jamu, serta 14 booth unit pendidikan, balai diklat, balai litbang, serta klinik informasi dan sertifikasi di lingkungan Kemenperin, demikian seperti Press Release Biro Humas Kemenperin yang saya peroleh di booth wartawan.
Keunggulan Indojarwo, Mesin Tanam Padi Sistem Jajar Legowo
Petani konvensional, pada umumnya menanam padi secara manual. Teknik menanam padi dilakukan secara acak atau dengan jarak tertentu sesuka hati. Mereka terkadang menggunakan semacam tali yang disebut “kentheng” untuk meluruskan jalur tanaman.
Kami sempat berbincang-bincang dengan Mas Sugeng Wahyudi (30), petugas booth di area PPI yang menampilkan produk Crown Indojarwo Transplanter. Menurutnya, keunggulan mesin ini karena sistemnya menggunakan tanam padi pola Jajar Legowo.
Apa saja sih keunggulan mesin Indojarwo dengan Sistem Jajar Legowo?
Secara mekanik, mesin merk Crown model Indojarwo ini berbot total 185 kg dengan volume silinder 171 cc. Mesin produk dalam negeri yang berpusat di Pasuruan itu, memiliki daya maksimum 4 kW (5,5 HP)/400 rpm dengan kapasitas tangki 3,2 liter.
Mesin canggih dengan diameter roda 612 mm itu mampu menanam bibit padi secara otomatis dengan jarak antar baris tanam 200 mm dengan spasi (lorong) tanam 400 mm. Spasi atau lorong tanam yang longgar inilah yang membuat petani legowo. Ya, petani bisa leluasa saat merawatnya, seperti menyulami tanaman, menyiangi, memupuk, dan merawatnya sehingga hasil panennya optimal.
Berapa ukuran jarak antar deretan tanaman padi yang paling efisien?
Mesin Indojarwo Transplanter, menggunakan pola 2:1. Menurut Mas Sugeng, jarak tanam yang dihasilkan dengan mesin ini adalah 20 x 20 cm antar rumpun dalam baris, dan jarak lorong adalah 40 cm. Sistem ini dipercaya lebih baik sesuai hasil uji Balitbang pertanian, tambahnya.
Tim Balitbang Kementan RI dalam Bukunya Sistem Jajar Legowo (2013: 4) menjelaskan bahwa sistem tanam Jajar Legowo adalah pola bertanam yang berselang seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dari satu baris kosong. Nah, isitilah legowo juga bisa berarti akronim dari "lego" (luas) dan "dowo" (memanjang). Tanam padi jajar legowo bisa diatur berpola 2:1 atau 4:1 seperti gambar berikut ini.
Mesin produk PT Rutan ini dihadirkan untuk mengatasi masalah pangan Indonesia, sekaligus untuk meningkatkan daya saing produk alat pertanian Indonesia di pasar domestik dan pasar luar negeri. Kecanggihan Mesin Indojarwo Transplanter dapat dilihat dalam vieo yang diunggah oleh Litbang Deptan berikut ini.
Dengan demikian, harapan dapat merangsang daya saing industri pertanian, meningkatkan kebanggaan dan kecintaan produk dalam negeri dapat diwujudkan. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI