Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Keunikan Wirausaha Bakso Wong Duro, Bakso Instan Ala Fauzi

1 Oktober 2016   08:22 Diperbarui: 1 Oktober 2016   19:31 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Kandungan Gizi dan Kehalalan Produk

Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG), Fauzi melakukan uji lab di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Universitas Brawijaya Malang. Tertera hasil pengujian lab tanggal 19 Mei 2016. Bakso Wong Duro mengandung total fat 0,40 g dengan AKG 0,82%. Untuk protein seberat 9,48 g, mengandung AKG 18,92 %, dan karbohidrat 16,01 g memiliki AKG 5,34%.

Hasil Uji Lab dari UB/Dok. Pribadi
Hasil Uji Lab dari UB/Dok. Pribadi
Untuk menjamin kepuasan pelanggan Muslim, Direktur CV. Karya Kebonsari itu telah mendapatkan Akad Halal dari MUI Kota Malang. Terpampang di dinding gudang produksinya, sebuah piagam yang menyatakan bahwa baik bahan maupun proses pembuatan Bakso Wong Duro dinyatakan Halal oleh MUI Kota Malang. Pernyataan Halal ini ditandatangani oleh KH. M. Baidowi Muslich selaku Ketua MUI dan Drs. KH. Chamzawi, M.Ag selaku Komisi Bidang Fatwa dan Kajian Hukum Islam.

4.Motivasi Fauzi Meluncurkan Inovasi Produk Bakso Wong Duro

Menurut pengakuan Fauzi, berdasarkan pengalamannya sekitar 20 tahun berjualan bakso, banyak produk bakso yang beredar di masyarakat yang patut diragukan kehalalan atau mutu daging sapinya. Sepengetahuan Fauzi, tak sedikit bakso yang beredar itu bahan bakunya berasal dari campuran daging sapi dan daging jenis lain, misalnya dengan daging ayam. Hal ini bisa dipahami, karena daging sapi super harganya relatif mahal.

Bakso Wong Duro dalam bentuk Beku, 1 kemaan berisi 20 pentol bakso, lengkap dengan bumbunya/Dok. Pribai
Bakso Wong Duro dalam bentuk Beku, 1 kemaan berisi 20 pentol bakso, lengkap dengan bumbunya/Dok. Pribai
Oleh karena itu, Fauzi termotivasi untuk menghasilkan produk bakso yang bermutu sekaligus terjamin kehalalannya. Menurut pengakuan Fauzi, ia berani menjamin mutu produknya, baik mutu daging sapinya maupun proses produksinya. Pentol Bakso Wong Duro, berasal dari daging sapi segar super dan diproses secara higienes, demikian ia meyakinkan. Berdasarkan pantauan Bolang saat launching produk, tampak gudang produksinya relatif bersih dan tertata rapi.

Gudang Produksi Bakso Wong Duro/Dok. Pribadi
Gudang Produksi Bakso Wong Duro/Dok. Pribadi
5. Profil Pribadi Wirausahawan yang Ulet

Fauzi adalah sosok wirausahawan ulet. Kisahnya ketika berjualan bakso, berawal saat krisis moneter (Krismon) yang berlangsung di Indonesia pada tahun 1997-an. Sebelumnya, ia bekerja di bangunan. Saat krismon tiba, proyek-proyek perumahan di mana ia bekerja tiba-tiba berhenti. Ia jadi pengangguran.

Menghadapi tantangan itu, terpikir olehnya untuk bekerja di sektor yang tidak mungkin berhenti, meskipun diterpa oleh badai krismon. Lalu muncullah motivasi memilih bekerja di sektor jasa makanan. Berbeda dengan bekerja di bangunan, menurut Fauzi, orang tak mungkin berhenti makan, meski ada krismon. Selain itu, Fauzi berani memilih pekerjaan ini, karena sebelumnya ia punya pengalaman pernah bekerja di restoran. 

Bermula akibat krismon dan berbekal pengalaman itulah, kisahnya sebagai pedagang bakso bergulir dan hasilnya cukup sukses. Namun dalam perkembangannya, ia sempat jatuh bangun. Karena suatu hal, usahanya harus ia rela bagikan buat saudaranya. Saat masih berjaya, Fauzi mengaku, kemana-mana sering bermobil. Paska kejatuhannya, jangankan mobil, untuk makan pun hanya mengandalkan makanan sisa, tambahnya. Bahkan, Ia rela mengumpulkan nasi sisa yang sudah basi, kemudian dikeringkan. Orang Jawa biasa menyebut makanan seperti ini dengan “karak”. Nah, nasi yang sudah jadi “karak” inilah yang Fauzi makan.

Roda kehidupan terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seiring dengan waktu, ia berhasil bangkit kembali, setelah sempat berpindah beberapa kali. Saat ini, Fauzi membuka usaha bakso di Kebonsari, Sukun. Lokasinya cukup strategis, meski rumah itu bukan milik Fauzi sendiri. Sampai tiba waktunya, ia bertemu dengan Baznas Kota Malang. Atas dorongan Baznas, ia bersedia mendirikan Baitul MaalAz-Zahra (BMA) di tempat berjualan baksonya yang sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun