Unik dan kreatif. Kata “Mbliyut” menjadi identitas khas Arek Malang (Arema) yang tergabung dalam komunitas Amazond, akronim dari Arema Zona Dinoyo. Arema Bliyut dan Amazond, tak bisa dilepaskan dari nama Iin Bendhu, Iin Bliyut Korwil Dinoyo, atau Iin Bliyut Arema Dinoyo (Bliyut terkadang ditulis Mbliyut). Pasalnya, ia cukup dikenal di komunitasnya dan sering disebut-sebut di media lokal terkait supporter Aremania. Pemuda itu, yang nama aslinya Zainudin, adalah koordinator wilayah (Korwil) Aremania Dinoyo, yang sering berkumpul di Gang II Jalan Gajayana, Dinoyo, Kota Malang.
Mengenal Arema Mbliyut, Filosofi, Gagasan dan Tindakan
Arema bukan sekedar tentang Sepakbola. Komunitas Arema itu berkumpul, berkreasi, dan berwirausaha. Ini tema pertemuan hari ini. Aremania iku rodo-rodo mbliyut. Ayo kompak bersatu dalam hal positip. Selamat Ultah Amazond ke-17. Buktikan Malang dan Indonesia. Salam satu jiwa.
Demikian intisari sambutan Media officer Arema, Sudarmaji, yang didapuk untuk memotivasi komunitas Aremania-Aremanita yang hadir di forum itu. Tampak Ketua RT setempat, Lurah Dinoyo, Pejabat Pemkot Malang, Tim Manajemen Arema, Bang Ovan Tobing (Bang OT), kepolisian setempat, dan perwakilan korwil Arema se Malang Raya hadir di acara itu. Bahkan, jejaring Aremania dari luar kota Malang turut hadir, seperti Korwil Pasuruan, Lumajang, Jember, dll. Tak terkecuali, hadir pula Mbah Edan (Jombang) dan Arema “Leonisme” dari Banyuwangi.
Dalam kesempatan terpisah di bulan September 2016, saya pernah dua kali bertemu Sam Iin Mbliyut. Sam adalah bahasa walikan khas Arema, dibaca Mas. Saat kami ngobrol bersamanya, Sam Iin pernah saya tanya, mengapa mengunakan istilah Mbliyut? Berikut ini jawaban dia.
Mmm… tak pikir-pikir, menungso iku sering mbliyut. Maaf ya, komunitas kami itu campuran. Ada yang sembahyang dan tidak, ada yang shalat tapi bolong-bolong… Sebagian anggota kadang-kadang ada yang masih suka kubam-kubam… mbliyut.
Dulu saya pernah kena narkoba, sekarang sudah tidak lagi, kapok. Rasanya hidup ini pahit sekali. Karena itu, saya pernah sehari-hari memakai kaos dengan permintaan khusus bertuliskan “Kadit Henam Utas Utas Saud” (tidak maneh satu satu dua).
Istilah Sam Iin itu terkait kasus yang pernah menimpanya dengan ancaman Pasal 112 UU Narkotika Nomor 35 Tahun 2009. Namun Alhamdulillah, saya mendapatkan keringanan hingga akhirnya lepas. Saya dan kawan-kawan harus berubah. Tak pikir-pikir, menungso iku pancen mbliyut, demikian aku Sam Iin sambil tersenyum, Hehe… :)