Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjual Konteks, Rahasia "Owner" Kafe Mendulang Untung

16 Juli 2016   08:29 Diperbarui: 16 Juli 2016   10:54 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkandung makna, bahwa modal awal bagi seorang entrepreneur itu bukanlah uang, tetapi ide. Ide atau gagasan cemerlang saat melihat ada peluang, merupakan modal penting entrepreneur. Orang kerap menyebut faktor ide ini sebagai kreativitas atau gagasan kreatif. Bagi calon entrepreneur, tantangannya adalah bagaimana menemukan ide baru (kreativitas) dan mewujudkan gagasan kreatif itu menjadi kenyataan (inovasi) yang membuahkan hasil.

Jadi, kreativitas adalah berpikir tentang sesuatu yang baru seperti produk baru, cara-cara pemasaran baru, dan lain-lain yang tak biasa. Sedangkan inovasi, adalah mewujudkan gagasan baru tersebut menjadi kenyataan bisnis yang menguntungkan. Baik kreativitas maupun inovasi, dalam kewirausahaan menjadi faktor dominan penanda karakter entrepreneursejati.  

Ide awal itu Anita kombinasikan dengan faktor-faktor produksi lainnya seperti tanah dan rumahnya (land-location), tenaga kerja (human resources), uang (money), mesin produksi (machine) dalam hal ini peralatan memasak; keterampilan (skill) dan proses pembelajaran (learning process) yang terus menerus hingga berhasil menjadi sebuah bisnis yang berkelanjutan.

Mengingat kota Malang merupakan kota pendidikan, di sekitar rumahnya banyak terdapat tempat kos dan lembaga pendidikan tinggi. Kondisi ini ia manfaatkan sebaik-baiknya. Misalnya, Anita menggunakan tenaga kerja mahasiswa. Anita tak kesulitan mencari mahasiswa yang masih duduk di semester akhir sebagai tenaga kerja paruh waktu di kafenya. Anita menjelaskan, dia merekrut 6 (enam) pekerja, semuanya adalah para mahasiswa.  

Hemat saya, inilah keunikan seorang berjiwa entrepreneur. Ia mampu menangkap peluang. Ketika gagasan, modal, tenaga kerja dan benda-benda kuno serta resources yang ada berhasil ia kolaborasikan, maka mengalirlah koin demi koin berkat usaha bisnis Roemah Coffee Loe Mien Toe ala Anita Nyit Nyit.

Kuncinya Menjual Konteks, Bukan Konten

Dari segi marketing, jasa Coffee Loe Mien Toe boleh dibilang lebih menonjolkan konteks (suasana tempat usaha) dari pada kontennya (menunya). Ragam jenis menunya biasa-biasa saja. Justeru si pemilik kafé berusaha tampil beda dengan cara menghiasi tempat usahanya dengan aneka benda-benda kuno. Unik. Keunikan tempatnya inilah yang menjadi daya beda dengan café-café lainnya. Setiap tempat café boleh menjual kopi yang sama. Tapi belum tentu, mereka bisa menawarkan suasana beda. Suasana lain inilah yang dijual oleh pemilik kaféLoe Mien Toe.

Mbak Lilik Sedang Mencoba Benda Kuno, Teropong Keker/Dok. Pribadi
Mbak Lilik Sedang Mencoba Benda Kuno, Teropong Keker/Dok. Pribadi
Seperti disebutkan di awal paragraf, selain tempat ini bisa digunakan untuk bersantap, juga bisa dipakai untuk shooting film atau foto pre wedding.Beaya charge untuk pre wedding sebesar Rp 150.000 per jamnya. Inilah yang disebut menjual konteks, bukan konten. Justeru kekuatan bisnisnya ada pada suasana tempatnya, bukan pada menunya.

Kopi Tubruk di Coffee Loe Mien Toe/Dok. Pribadi
Kopi Tubruk di Coffee Loe Mien Toe/Dok. Pribadi
Bagaimana hasilnya? Lumayan. Menurut pengakuan Anita, pada saat ramai seperti hari Sabtu-Minggu, pemasukannya bisa mencapai Rp 1,2 juta – Rp 2,3 juta per hari. Jumlah sebanyak itu terdeteksi dari nota-notanya. Wajar, dalam tempo sekitar 1,5 tahun usahanya sudah balik modal, tambahnya.

Tempat ini hanya setiap hari Senin tutup, seperti tertulis jelas di pintu masuk kafé. Menurut pantauan kami kala itu, sepanjang jalan di depan rumahnya dipadati oleh kendaraan roda dua dan roda empat yang dijaga oleh seorang petugas parkir. Anita mengaku, paling sepi tak kurang dari Rp 600 ribu per hari tercatat di notanya. Koinnya mengalir terus. Lumayan. Eitt… lumintu, bukan?

Itulah benefit menjual konteks, bukan cuma sekedar menjual menu makanan (konten). Jika Anda mampu menciptakan suasana unik di tempat tinggal Anda, saya yakin Anda pun mampu membuka usaha rumahan dan menarik pelanggan datang. Semoga tulisan ini menjadi sumber inspirasi bagi Anda yang ingin merintis usaha baru atau membuka bisnis sampingan yang bermanfaat. Bagaimana dengan gagasan unik Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun