Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memburu Simbar Menjangan di Jalan Bukit Berbunga

24 Mei 2016   08:37 Diperbarui: 24 Mei 2016   08:57 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Lapak Bunga Simbar Menjangan di Jl. Bukit Berbunga, Batu/Dok. Pribadi

Sore itu butiran-butiran air terbawa mendung. Namun ia tak sempat menjatuhkan dirinya di sebuah desa. Namanya desa Sidomulyo. Desa ini merupakan sentra tanaman bunga di Kota Wisata Batu (KWB). Tampak lapak-lapak tanaman bunga berjajar rapi. Bunga itu ditata di kiri kanan sepanjang jalan Bukit Berbunga. Jalan ini merupakan jalur utama menuju Taman Rekreasi Selecta.

Hanya sekitar 4 km dari alun-alun KWB, kita dapat mencapai desa Sidomulyo. Dari sini perjalanan dapat diteruskan ke Selecta, taman rekreasi dengan view khas alam pegunungan. Jika penasaran terhadap eksotika para petani bunga segar, dari Selecta dapat dilanjutkan ke desa Punten, kecamatan Bumiaji Kota Batu. Tempat ini, dikenal pula sebagai tempatnya para petani bunga segar.

Aneka Tanaman Hias di Kios Barokah, Batu/Dok. Pribadi
Aneka Tanaman Hias di Kios Barokah, Batu/Dok. Pribadi
Tepatnya pada sore itu (Rabu, 18/4), sekitar pukul 16.15 Wib, kami berempat bersama isteri dan anak-anak tiba di ke Kios Bunga “Barokah”. Tujuannya untuk mencari bunga anggrek. Kios ini laksana super marketnya tanaman bunga terlengkap di kawasan wisata Batu. Lokasinya berdekatan dengan Hotel Purnama, tak jauh dari alun alun KWB. Kios Bunga Barokah beralamatkan di Jalan Bukit Berbunga 185, Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur.

Kios Bunga Barokah, Batu/Dok. Pribadi
Kios Bunga Barokah, Batu/Dok. Pribadi
Sayang, ketika itu kios bunga Barokah baru saja tutup. Mejelang jam 17,00 Wib, pada galibnya lapak lapak bunga sudah tutup. Bersyukur, masih ada dua lapak kecil yang masih buka di sepanjang jalan Bukit Berbunga. Alih-alih tak dapat bunga anggrek, tak apalah kami mendapatkan tanaman hias bernama Simbar Menjangan. Tanaman hias ini menjadi pelepas penasaran kami, karena selama ini sudah beberapa kali melihatnya, namun tidak tahu nama dan fungsinya.

Keunikan Simbar Menjangan

Saat menyusuri Jalan Bukit Berbunga, saya melihat ada tanaman hias bergelantungan di sebuah lapak bunga pinggir jalan. Saya berhenti di situ. Tampak daunnya menghijau. Bentuk daunnya mempesona. Dia bergoyang-goyang lembut diterpa semilir angin sore. Jepret… seketika, pesonanya berpindah pada layar smartphoneyang saya bidikkan. Kedua anak kami bersama ibunya ikut terabadikan gambarnya… hehe!

Di depan Lapak Penjual Daun Simbar Menjangan/Dok. Pribadi
Di depan Lapak Penjual Daun Simbar Menjangan/Dok. Pribadi
“Berapa Bu, harganya?” Tanya isteri saya kepada Ibu paruh baya yang menjaga kios bunga Simbar Menjangan. “Oh… harganya tergantung berapa banyak jumlah matanya. Untuk setiap satu mata Tanduk Rusa, harganya Rp 10.000. Jika satu gerombol ada ada empat mata, harganya Rp 40.000”.

Demikian jawab si ibu asal Pamekasan, Madura, sang penjaga kios. Kami setuju. “Baiklah kalau begitu, saya beli yang bermata empat”.

Masyarakat lokal (Indonesia) menyebut tanaman jenis paku-pakuan bernama Latin Platycerium coronariumitu dengan nama Tanduk Rusa atau Simbar Agung. Orang Sunda kerap kali menyebutnya Paku Uncal - Kidang Kidangan. Sementara masyarakat Jawa-Bali, menamakannya Simbar Menjangan.

Tanaman Simbar Menjangan merupakan jenis tumbuhan paku-pakuan. Daunnya berpola memanjang, bentuknya seperti “tanduk rusa”. Karena itu, tumbuhan ini sering pula disebut “tanduk rusa”. Daun Simbar Menjangan menjuntai ke bawah.

Daun Simbar Menjangan/Dok. Pribadi
Daun Simbar Menjangan/Dok. Pribadi
Unik, tanaman Simbar Menjangan hidup menempel di pohon inang (induknya), tapi karakternya tidak merusak pohon inangnya. Simbar Menjangan tidak seperti tanaman parasit sejenis benalu yang suka mengambil sari pati makanan pohon yang ditumpanginya. Sementara Simbar Menjangan bersifat epifit sejati.

Merujuk pada sumber Wikipedia, tumbuhan epifit adalah tanaman yang tumbuh dengan cara menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya. Epifit berasal dari bahasa Yunani “epi”, yang berarti permukaan atau tutup; dan phyton, yang berarti tumbuhan atau pohon. Tanaman ini dapat sepenuhnya mandiri, lepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi kehidupannya, maupun dari hara yang disediakan tumbuhan lain.

Lalu dari mana Simbar Menjangan ini memperoleh sumber makanan? Ternyata, jenis tanaman Epifit seperti Simbar Menjangan ini dapat hidup dengan air yang diperoleh dari hujan, embun, atau uap air tanpa mencuri makanan milik pohon yang ditumpanginya. Hara mineral diperoleh dari debu atau hasil dekomposisi batang serta sisa-sisa bagian tumbuhan lain yang terurai. Contoh epifit yang populer adalah berbagai macam anggrek, nanas-nanasan (bromeliad), serta paku-pakuan, demikian menurut sumber Wikipedia.

Meskipun saya sering melihat tanaman itu, tapi baru tahu kalau tumbuhan paku itu bernama Tanduk Rusa atau Simbar Menjangan. Seperti tutur si penjual kios bunga: “Tanduk Rusa” itu ya nama lain “Simbar Menjangan”. Oh.. saya baru faham!

Tanaman Simbar Menjangan di Halaman Samping Rumah/Dok. Pribadi
Tanaman Simbar Menjangan di Halaman Samping Rumah/Dok. Pribadi
Masyarakat lokal percaya bahwa daun Simbar Menjangan bermanfaat untuk pengobatan tradisional.  Khasiatnya antara lain untuk mengobati demam, abses, bisul, radang rahim luar, gondok, haid tidak teratur, dan mungkin masih banyak lagi. Bahkan menurut sumber ini, sakit kanker ovarium dapat sembuh total berkat Daun Simbar Menjangan.

Bentuk daunnya eksotik, seperti tanduk rusa, namun daunnya menjuntai ke bawah. Tumbuhan itu menarik dijadikan sebagai tanaman hias. Biasanya ditempelkan di pohon lain sebagai penyangganya. Tumbuhan paku ini bisa ditanam di halaman rumah, taman, atau bahkan ditempelkan ke dinding rumah (bagian luar) yang teduh. Bila ditempelkan ke tembok, perlu tambahan media serabut, agar akarnya mudah menempel seperti tanaman anggrek.

Hikmah Memburu Simbar Menjangan

Kami merasakan freshkembali, setelah rekreasi bersama keluarga ke kota Bunga. Anak-anak kami tampak begitu gembira saat kami ajak jalan-jalan bersama. Beayanyapun relatif murah, karena lokasinya tak begitu jauh dari rumah kami di kota Malang. Kami patut bersyukur, bisa menikmati keindahan aneka kreasi Tuhan. Bahwa semua ciptaan Tuhan itu tidak ada yang sia-sia.

Saya merasa mendapatkan pelajaran berharga setelah mengenali karakter tanaman Simbar Menjangan. Tanaman ini menempel pada pohon lain, tetapi sifatnya tidak merusak pohon yang ditumpanginya. Tumbuhan Simbar Menjangan tidak mau mencuri sari makanan pohon inangnya. Ia mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, meskipun hanya dengan menikmati tetesan embun. Simbar Menjangan, seolah mengajarkan kepada kita akan arti spirit kemandirian.

Malang, 23 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun